REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) kembali mendapatkan penghargaan sebagai The Strongest Islamic Retail Bank di Indonesia pada acara 8th Islamic Retail Banking Awards (IRBA) 2022 di Jakarta. Penghargaan ini diputuskan berdasarkan peringkat global bank syariah, yang dilakukan oleh Cambridge Institute of Islamic Finance (CIIF) terhadap 130 bank syariah di seluruh dunia.
IRBA merupakan acara penghargaan tahunan yang mengukur performa perbankan syariah di seluruh dunia. Penghargaan yang diberikan dalam ajang ini diputuskan berdasarkan peringkat global bank syariah yang diselenggarakan oleh CIIF mencakup berbagai negara di antaranya dari Pakistan, Sudan, Malaysia, Bangladesh, UEA, Oman, Arab Saudi, Nigeria, Qatar, Kuwait, Bahrain, Yordania, Kenya, Afrika Selatan, Nigeria, AS, Afghanistan, Sri Lanka dan Indonesia. Sebelumnya, pada 2021 BSI dinobatkan sebagai salah satu bank terbaik dalam ajang 7th Islamic Retail Banking Awards (IRBA).
Direktur Utama BSI Hery Gunardi menyampaikan rasa syukur BSI kembali mendapat apresiasi dari lembaga internasional sehingga menambah daftar penghargaan yang berhasil ditorehkan sepanjang tahun 2022. Penghargaan tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan BSI sebagai bank ritel syariah terkuat di Indonesia.
Kendati 2022 merupakan tahun yang penuh tantangan dan ketidakpastian, namun BSI terus berkomitmen memberikan produk inovatif dan layanan yang terbaik bagi nasabah. “Kami akan terus berupaya menjadi mitra yang terpercaya bagi nasabah serta menunjukkan pertumbuhan yang berkelanjutan. BSI telah membuat pencapaian luar biasa selama satu tahun setengah terakhir pasca merger,” katanya, seraya menambahkan penghargaan kali ini istimewa karena acara IRBA ke-8 diselenggarakan di Jakarta, Rabu (14/12/2022).
Hery berharap, penghargaan ini akan makin memacu seluruh insan BSI untuk terus memberikan produk, layanan, dan inovasi terbaik bagi nasabah dan masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. "BSI akan terus berupaya untuk mengintegrasikan sejumlah layanan dan produk perbankan ke dalam inovasi digital yang memungkinkan nasabah mengakses berbagai solusi keuangan syariah tanpa harus ke kantor cabang," katanya.
Per September 2022, user pengguna BSI Mobile mencapai 4,44 juta user naik sebesar 43 persen secara yoy. Jumlah pengguna yang semakin meningkat dipengaruhi oleh perubahan perilaku masyarakat yang mulai beralih ke e-channel BSI Mobile, ATM maupun internet banking. Profil nasabah BSI sebanyak 97 persen telah beralih menggunakan e-channel untuk beraktivitas perbankan.
Transaksi kumulatif BSI Mobile per September 2022 mencapai 187,20 juta transaksi dan berkontribusi memberikan fee based income sebesar Rp 173 miliar. Berbagai fitur terus dikembangkan untuk mendorong masyarakat mengaktivasi BSI Mobile. Di antaranya buka rekening online, top up e-wallet, pembiayaan multiguna online bagi ASN, layanan ZISWAF, Tarik tunai dan layanan emas.
Menurut Hery, berbagai penghargaan yang diperoleh sepanjang tahun 2022 akan makin mendorong BSI untuk bekerja keras mewujudkan visi menjadi salah satu dari 10 bank Syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar di tahun 2025.
Hery juga menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia dan seluruh stakeholders, atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan. "Semoga BSI dapat terus memberikan keberkahan dan manfaat yang seluas-luasnya bagi masyarakat di seluruh Indonesia,” lanjutnya.
Pasca suksesnya gelaran merger tahun lalu, BSI loncat menjadi bank nomor 7 di antara seluruh bank di Tanah Air berdasarkan total aset. Pada 2022, posisi BSI meningkat menjadi bank terbesar ke-6 di Indonesia dari sisi aset. Hingga akhir September tahun ini aset BSI tercatat mencapai Rp 280 triliun, meningkat nyaris 20 persen kurang dari dua tahun pascamerger.
Pada kuartal pertama 2021, pertama kali BSI melaporkan kinerja konsolidasi pascamerger dengan catatan aset Rp 234,43 triliun. Dari sisi permodalan, BSI juga tumbuh semakin besar menjadi senilai Rp 25,61 triliun, teratas di antara bank syariah di Indonesia. Dengan permodalan dan aset yang kian membesar, perseroan pun sudah siap bersaing di pasar global.
Hingga akhir kuartal ketiga tahun ini, BSI membukukan laba bersih Rp 3,21 triliun, naik 42 persen banding periode yang sama tahun sebelumnya. Catatan pertumbuhan laba ini juga merupakan yang terbaik di antara bank syariah lainnya di kawasan Asia Tenggara.
Ke depannya BSI diperkirakan dapat tumbuh semakin besar lagi, mengingat Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. BSI akan terus mengoptimalkan peluang bisnis dalam ekosistem keuangan Islam agar mampu mendorong pertumbuhan laba dan kinerja BSI. Dengan demikian, kami dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi umat dan pemerintah.
Kinerja positif ini juga didukung oleh kepercayaan masyarakat melalui penempatan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 245,18 triliun, tumbuh 11,86 persen dengan proporsi DPK didominasi oleh tabungan wadiah, giro dan deposito. Posisi terbanyak didominasi oleh jenis tabungan wadiah menjadi salah satu produk yang diminati masyarakat karena bebas biaya administrasi bulanan dengan fasilitas e-banking yang modern dan mudah diakses dimanapun dan kapanpun. Dari sisi bank juga memberikan dampak positif bagi perseroan dari sisi efisiensi bagi hasil.