REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pemerintah menyebut kemunculan teknologi digital pada industri jasa keuangan mampu menciptakan ekosistem yang terinterkoneksi. Hal itu memungkinkan interkoneksi antara instansi pemerintah dan perusahaan atau dunia usaha.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan teknologi digital telah memungkinkan pemerintah langsung melakukan transaksi kepada masyarakat dengan biaya yang sangat minimal dibandingkan saat belum adanya teknologi digital.
"Munculnya fintech telah menciptakan ekosistem yang semakin terinterkoneksi yang memungkinkan kita semakin mengelola, memonitor, dan melaporkan transaksi-transaksi secara tepat waktu dan proses bisnis dari pengelolaan keuangan semakin tertransformasi menggunakan dan tergantung kepada teknologi digital ini," ujarnya saat webinar, Kamis (15/12/2022).
Menurutnya pemerintah telah mengembangkan platform pembayaran pemerintah dari sistem perbendaharaan dan anggaran negara atau SPAN Next Generation sebagai inisiasi yang saling mendukung. Selain itu, seluruh kementerian dan lembaga juga mulai memanfaatkan dan menggunakan kartu kredit pemerintah dalam rangka untuk mengakomodasi transaksi pada ekosistem sistem perbankan dan sistem pembayaran beban belanja pemerintah.
"Ini mengurangi banyak sekali aspek administrasi pelaporan. Karena sekarang kita tahu persis setiap uang persediaan yang ada di dalam balance kartu kredit penggunaannya langsung pelaporannya tercatat," ucapnya.
Dari sisi perbankan, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk berkolaborasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) terkait kemajuan digitalisasi khususnya UMKM.
Sekretaris Perusahaan BNI Okki Rushartomo mengatakan perseroan berupaya mengedukasi produk BNI sebagai pendanaan institusi fintech P2P lending dan menciptakan sumber daya manusia kolaboratif. BNI juga telah berkolaborasi dengan fintech dan Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI) sejak 2017.
Adapun kolaborasi tersebut dimulai dengan API Virtual Account dan API One Gate Payment sebagai solusi collection dan payment bagi para penyelenggara fintech. “Sejak tahun ini akan difokuskan pada perluasan kerjasama referal khusus pembukaan rekening tabungan dan kartu kredit secara digital, referral KPR BNI Griya melalui BNI DigiGriya dan kerja sama channeling,” ucapnya.
Dia menjelaskan BNI telah membentuk ekosistem bersama Fintech dan LPBBTI melalui kontrak layanan antara dua aplikasi dimulai sejak 2018 hingga bisa melayani lebih dari 300 services dan lebih dari 3000 institusi. “Ekosistem ini diharapkan bisa memberikan solusi, baik untuk LPBBTI maupun penggunanya,” ucapnya.
Dari sisi LPBBTI solusi tersebut merupakan sumber pendanaan. Kemudian sisi customer bisa mempermudah membuka rekening tabungan, di mana pun dan kapan pun serta kemudahan untuk mengajukan pinjaman kredit pemilikan rumah.
Okki menjelaskan, BNI sebagai perbankan konvensional bersama dengan fintech player akan menjadi sebuah kolaborasi terbaik dalam memberi solusi keuangan kepada customers. BNI memiliki produk dan layanan perbankan dengan jangkauan luas. Saat ini, BNI Open Banking Products di antaranya BNIDirect, Bill Payment, Debit Online, TapCash, VA Payment, Sharing Biller, dan lain-lain.
Dari sisi fintech player, menurutnya, BNI mempunyai keunggulan dalam kelincahan sistem beradaptasi dengan perubahan tren, membentuk ekosistem online, menghemat biaya operasional, memberikan kenyamanan dan ramah bagi kaum milenial.
Okki melanjutkan, saat ini layanan pembukaan tabungan secara digital memungkinkan calon nasabah hanya perlu menggunakan smartphone, dan melengkapi beberapa dokumen seperti e-KTP, email, nomor telepon, untuk membuka akun bank.
“Proses pembuatannya cukup singkat hanya dengan waktu lima sampai tujuh menit dan layanan tersedia dimana saja dan kapan saja. Proses pembukaan tabungannya secara realtime sehingga tabungan yang dibuka langsung bisa transaksi,” jelasnya.