Kamis 15 Dec 2022 17:35 WIB

Ekspor Minyak Rusia Catatkan Level Tertinggi Sejak April

Rusia tercatat mengekspor minyak 8,1 juta bph bulan lalu.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Minyak Rusia
Foto: VOA/AFP
Minyak Rusia

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS – The International Energy Agency (IEA) mengungkapkan, ekspor minyak Rusia pada November lalu mencatatkan level tertinggi sejak April, yakni dengan peningkatan sekitar 270 ribu barel per hari (bph). Dengan peningkatan tersebut, Rusia tercatat mengekspor 8,1 juta bph bulan lalu.

Angka 8,1 juta bpd sebenarnya masih lebih rendah jika dibandingkan ekspor minyak Rusia pada Februari, yakni ketika konflik di Ukraina pecah. Bulan itu, Rusia tercatat masih mengekspor 8,2 juta bph. Meski volume ekspor meningkat bulan lalu, pendapatan ekspor Rusia turun sebesar 700 juta dolar AS, yakni menjadi 15,8 miliar dolar AS.

Baca Juga

Penurunan pendapatan ekspor itu diakibatkan harga yang lebih rendah dan diskon yang lebih luas untuk produk asal Rusia. Ekspor minyak mentah Rusia ke Uni Eropa turun 430 ribu bph menjadi 1,1 juta bph. Sementara volume lintas laut turun 330 ribu bph menjadi 500 ribu bph. Angka itu turun untuk pertama kalinya di bawah kapasitas pengiriman pipa Druzhba yang mencapai 590 ribu bph.

Mulai 5 Desember, hanya sekitar 350 ribu bph Druzhba dan 100 ribu bph volume lintas laut yang diizinkan terus mengalir ke negara-negara Uni Eropa. Hal itu seiring berlakunya larangan Uni Eropa terhadap ekspor lintas laut Rusia dengan batas harga 60 dolar AS per barel.

Dalam laporan pasar minyak bulanannya, IEA mencatat, ekspor minyak Rusia meningkat ke India. Ia mencapai rekor baru dengan lonjakan 1,3 juta bph bulan lalu. “Beberapa penyuling India dilaporkan mulai menerima asuransi Rusia dan membeli minyak mentah berdasarkan pengiriman,” kata IEA, Rabu (14/12/2022), dikutip Anadolu Agency.

Sanksi Uni Eropa terhadap sektor keuangan dan ekspor minyak Rusia telah mengakibatkan perubahan rute serta mitra dagang Moskow. Mereka mulai menggeser target pasarnya ke Asia. Menurut IEA, pangsa pasar ekspor minyak Rusia ke Uni Eropa turun menjadi 28 persen. Sementara pangsa India meningkat 18 persen.

IEA menilai, pengenalan ambang batas harga untuk minyak Rusia sebesar 60 dolar AS per barel oleh Uni Eropa memunculkan tantangan logistik tak terduga. Dijelaskan bahwa penerapan batas harga bertujuan memfasilitasi perdagangan dengan Rusia, dengan mengizinkan pembeli pihak ketiga untuk menggunakan layanan maritime Uni Eropa selama mereka menyelesaikan pembelian di bawah batas tersebut.

Namun Rusia telah mengatakan, mereka lebih suka memangkas produksi daripada menjual minyak ke negara-negara yang memberlakukan batas tersebut. "Kami percaya Rusia mungkin terpaksa menutup hampir 400 ribu bph dari total minyak pada bulan Desember, dengan lebih banyak kerugian diantisipasi pada kuartal pertama tahun depan setelah Uni Eropa melarang impor produk Rusia," kata IEA.

IEA memperkirakan, sekitar setengah dari aliran sisa pipa Druzhba akan berhenti. Hal itu dapat memaksa Rusia untuk memangkas produksi minyak mentah dengan kapasitas yang sama. "Pada akhir kuartal pertama tahun 2023, kami memperkirakan sekitar 1,8 juta bph akan ditutup dibandingkan tingkat pra-invasi, yang akan mengurangi produksi rata-rata minyak, termasuk kondensat dan NGL (cairan gas alam), menjadi 9,6 juta bph rata-rata pada 2023," kata IEA.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement