Jumat 16 Dec 2022 13:36 WIB

Bom Mobil Kembali Meledak di Turki

Sebanyak delapan petugas kepolisian terluka akibat serangan itu.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Seorang petugas polisi mengamankan sebuah area setelah ledakan di bus polisi di Mersin, Turki, 17 Oktober 2017. Sebuah bom dari sebuah kendaraan yang terparkir di jalan raya di tenggara provinsi Diyarbakir Turki meledak pada Jumat (16/12/2022).
Foto: EPA-EFE/SEZGIN PANCAR
Seorang petugas polisi mengamankan sebuah area setelah ledakan di bus polisi di Mersin, Turki, 17 Oktober 2017. Sebuah bom dari sebuah kendaraan yang terparkir di jalan raya di tenggara provinsi Diyarbakir Turki meledak pada Jumat (16/12/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, DIARBAKIR -- Sebuah bom dari sebuah kendaraan yang terparkir di jalan raya di tenggara provinsi Diyarbakir Turki meledak pada Jumat (16/12/2022). Sumber keamanan menyatakan, sebanyak delapan petugas kepolisian terluka akibat serangan itu.

Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu mengatakan, dua orang telah ditahan dan diyakini sebagai pelaku ledakan tersebut. "Terjadi ledakan di kendaraan yang diparkir pada pukul 05.10 saat kendaraan polisi akan bekerja di Diyarbakir," katanya.

Baca Juga

Kantor gubernur Diyarbakir mengatakan, bom itu tidak melukai siapa pun secara kritis. Namun, sebanyak sembilan orang yang berada di dalam minibus lapis baja yang melintasi area itu telah dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan.

Ledakan itu terjadi di dekat pasar ternak sekitar 10 km selatan pusat Diyarbakir, kota terbesar di kawasan itu. Belum ada klaim tanggung jawab segera atas serangan tersebut. Kelompok Kurdistan dikenal sebagai pelaku yang telah melakukan serangan bom di Turki pada masa lalu.

Sebuah bom menewaskan enam orang dan melukai puluhan lainnya di kota terbesar Turki, Istanbul, pada bulan lalu. Puluhan orang, termasuk seorang perempuan Suriah, ditahan sebagai tersangka atas ledakan tersebut.

Turki menyalahkan kelompok Kurdistan atas ledakan itu, tetapi tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab saat itu. Kelompok Kurdistan Workers Party (PKK) dan Syrian Democratic Forces (SDF) pimpinan Kurdi membantah terlibat.

PKK melancarkan pemberontakan melawan negara Turki pada 1984, sebagian besar terfokus di tenggara Turki yang sebagian besar adalah etnis Kurdistan. Lebih dari 40 ribu orang tewas dalam konflik tersebut. Kelompok itu juga dianggap sebagai organisasi teroris oleh Turki, Uni Eropa, dan Amerika Serikat. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement