Jumat 16 Dec 2022 18:11 WIB

Prodi Teknik Elektro Gelar Seminar Artificial Intelligence

Artificial Intelligence jadi penggerak revolusi industri 4.0 yang janjikan kemudahan

Prodi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Informatika Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) menggelar seminar Tren Implementasi Artificial Intelligence, Senin (5/12/2022).
Foto: UBSI
Prodi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Informatika Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) menggelar seminar Tren Implementasi Artificial Intelligence, Senin (5/12/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemajuan teknologi yang begitu pesat mendorong perguruan tinggi untuk terus update dalam memberikan bekal baik berupa pengetahuan dan pengalaman bagi mahasiswa. Hal ini membuat program studi (prodi) Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Informatika Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) menggelar seminar Tren Implementasi Artificial Intelligence, Senin (5/12/2022). 

Hadir sebagai narasumber yakni Verdhy MR. Verdhy merupakan Automation & Robotic Engineer PT Artifa sukses Persada (Asperio) dari Infinitigroup. Dipandu oleh Hanggoro Aji Al Kautsar, kegiatan ini juga menampilkan Suryanto selaku ketua program studi (Kaprodi) Teknik Elektro Universitas BSI. Dalam sambutannya, ia mengungkapkan bahwa mahasiswa harus lebih aktif lagi dalam berbagai kegiatan yang digelar oleh prodi.

Baca Juga

“Prodi telah memberikan bekal kepada mahasiswa melalui seminar ataupun workshop, salah satunya seminar Tren Implementasi Artificial Intelligence. Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan menjadi penggerak revolusi industri 4.0 yang menjanjikan banyak kemudahan bagi sektor industri. Penerapan AI di berbagai bidang kehidupan melahirkan tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan. Perguruan tinggi berkomitmen untuk mencetak sebanyak mungkin sarjana dengan kualifikasi di bidang AI demi memenuhi kebutuhan industri,” ujar Suryanto dalam rilis yang diterima, Rabu (14/12/2022). 

Sementara itu, Verdhy memaparkan pemanfaatan teknologi yang telah berbasis AI akan sangat mempermudah pekerjaan manusia. Di sisi lain AI juga menjadi tantangan bagi manusia dalam dunia kerja. 

“Karena jika manusia tidak dapat mengikuti perkembangan teknologi maka manusia dapat tergilas dan kehilangan pekerjaan. Kita tidak boleh takjub dengan teknologi, tetapi kita harus mempunyai pola pikir yang lebih kritis kenapa suatu teknologi dapat berjalan seperti itu,” jelasnya. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement