Sabtu 17 Dec 2022 23:26 WIB

Ini Kata Asosiasi Genomik Indonesia Soal Covid-19 yang Terus Bermutasi

AGI memprediksi mutasi Covid-19 ini akan terus terjadi karena ini adalah virus RNA

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ketua Umum AGI Ivan R. Sini kepada Republika, Sabtu (17/12/2022). Perkumpulan Asosiasi Genomik Indonesia (AGI) memperkirakan mutasi Covid-19 akan terus terjadi di Indonesia. Alasannya karena Covid-19 merupakan virus asam ribonukleat (RNA) dan terjadi perubahan lingkungan.
Foto: Republika TV/Fian Firatmaja
Ketua Umum AGI Ivan R. Sini kepada Republika, Sabtu (17/12/2022). Perkumpulan Asosiasi Genomik Indonesia (AGI) memperkirakan mutasi Covid-19 akan terus terjadi di Indonesia. Alasannya karena Covid-19 merupakan virus asam ribonukleat (RNA) dan terjadi perubahan lingkungan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkumpulan Asosiasi Genomik Indonesia (AGI) memperkirakan mutasi Covid-19 akan terus terjadi di Indonesia. Alasannya karena Covid-19 merupakan virus asam ribonukleat (RNA) dan terjadi perubahan lingkungan.

"AGI memprediksi mutasi Covid-19 ini akan terus terjadi karena ini adalah virus RNA," ujar Ketua Umum AGI Ivan R. Sini kepada Republika, Sabtu (17/12/2022).

Selain itu, ia menyebutkan ada perubahan lingkungan yang berbeda, artinya ada perubahan daya tahan tubuh orang-orang. Tak hanya di Indonesia, ia menyontohkan di tempat pertama ditemukannya Covid-19 yaitu Cina juga terus terjadi mutasi, termasuk varian BF.7. Ia menambahkan, kondisi Covid-19 terus berubah dan tidak bisa diantisipasi apakah ini nantinya juga terjadi di Indonesia. 

"Barangkali mutasi ini sudah terjadi di Indonesia tetapi kita tak tahu," katanya 

Kendati demikian, ia menegaskan AGI bukan dalam posisi melihat kondisi ini. AGI merangkul para praktisi  yang tertarik di bidang ini. Pihaknya juga merekomendasikan Indonesia harus punya database yang cukup kuat dan infrastruktur yang cukup cepat untuk mengantisipasi kondisi Covid-19 yang berubah begitu cepat. Kemudian, adanya tempat yang mendukung upaya ini harus bisa digunakan untuk mengidentifikasi tipe perubahan genome yang mudah terjadi seperti Covid-19. 

"Kecepatan kita untuk mengidentifikasi tergantung dari mana data whole genomic Indonesia. Kita tak tahu sejauh mana dan seberapa cepat mutasi terjadi," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya mengapresiasi tempat fasilitas kesehatan yaitu rumah sakit (RS) Persahabatan dan rumah sakit pusat infeksi (RSPI) Sulianti Saroso yang ditunjuk untuk mengevaluasi penyakit infeksi dan paru. Lebih lanjut AGI berharap para peneliti yang ada bisa menggunakan data orang-orang yang pernah terkena Covid-19 di Tanah Air.

"Artinya bisa melihat pola orang-orang yang terinfeksi virus ini, baik varian alfa, delta, omega, sampai omicron. Pola ini harus ada," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement