Selasa 20 Dec 2022 01:57 WIB

Bolehkah Pakai Istilah Isyq untuk Gambarkan Cinta pada Nabi Muhammad SAW? 

Tingkat cinta pada Nabi SAW jauh melebihi keinginan duniawi yang materialistis.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Bolehkah Pakai Istilah Isyq untuk Gambarkan Cinta pada Nabi Muhammad SAW? 
Foto: republika
Bolehkah Pakai Istilah Isyq untuk Gambarkan Cinta pada Nabi Muhammad SAW? 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ungkapan cinta dalam bahasa Arab pada umumnya digunakan kata “hub”, “'isyq” dan “wudd” atau “mawaddah”. Namun, istilah isyq oleh sebagian orang dianggap memiliki konotasi tidak pantas yang tidak sesuai dengan status agung Nabi Muhammad SAW. 

Lalu, bolehkah menggunakan istilah Arab Ishq untuk menggambarkan cinta kita kepada Nabi SAW? Bagaimana pendapat yang benar?

Baca Juga

Lembaga Fatwa Mesir, Dar Al Ifta dalam situs resminya menjelaskan mencintai Nabi Muhammad SAW adalah perasaan bawaan yang ada di hati setiap Muslim. Itu adalah syarat bagi iman yang utuh dan sempurna bagi seorang mukmin. 

Nabi SAW bersabda,

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

“Salah seorang di antara kalian tidak akan beriman sampai aku lebih dia cintai daripada anaknya, orang tuanya bahkan seluruh manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kata cinta (mahabbah) berarti kecenderungan alami terhadap seseorang atau sesuatu. Dalam bahasa Arab, kata (Ishq) berarti cinta yang kuat untuk seseorang atau sesuatu. Istilah (Ishq) memiliki nuansa makna yang berbeda. Itu mengacu pada cinta dan ikatan yang kuat antara pria dan wanita dan itu menunjukkan cinta dan keterikatan yang besar secara umum.  

"Dalam kasus Nabi, (Ishq) berarti cinta yang kuat dan keterikatan padanya. Tingkat cinta yang besar ini jauh melebihi keinginan duniawi yang materialistis. Ini adalah cinta murni untuk Nabi tercinta yang mencapai derajat tertinggi keagungan," jelas Dar Al Ifta.

Dalam hadis di atas, cinta itu sendiri ada tiga jenis. Pertama adalah rasa syukur dan hormat seperti cinta kepada orang tua. Kedua adalah belas kasihan dan perlindungan seperti cinta untuk anak sendiri. Sedangkan yang ketiga adalah kebaikan seperti cinta untuk seluruh umat manusia.  

"Cinta kita kepada Nabi SAW unggul dan berdiri tinggi di atas semua derajat cinta ini. Ini disebut (Ishq) dalam bahasa Arab. Tuan kita, Nabi, dan Rasul Muhammad SAW adalah mahkota ciptaan dan permata hati dan jiwa kita," tulis Dar Al Ifta.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement