Rabu 21 Dec 2022 01:42 WIB

Tak Ada Pembatasan Kunjungan di Destinasi Wisata DIY Selama Nataru

Saat ini penyebaran Covid-19 dinilai terkendali di DIY

Rep: silvy dian setiawan/ Red: Hiru Muhammad
Pelajar berwisata di Keraton Yogyakarta, Selasa (20/12/2022). Kunjungan wisatawan ke Keraton Yogyakarta meningkat pascaujian semester sekolah hingga nanti libur sekolah. Keraton Yogyakarta menjadi salah satu destinasi wisata edukasi tentang sejarah Mataram Islam.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pelajar berwisata di Keraton Yogyakarta, Selasa (20/12/2022). Kunjungan wisatawan ke Keraton Yogyakarta meningkat pascaujian semester sekolah hingga nanti libur sekolah. Keraton Yogyakarta menjadi salah satu destinasi wisata edukasi tentang sejarah Mataram Islam.

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Lonjakan wisatawan diperkirakan akan terjadi di DIY saat momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023. Meski begitu, Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji menyebut, tidak ada pembatasan kunjungan wisatawan di destinasi wisata selama libur nataru.

"Tidak ada pembatasan kunjungan di DIY maupun di destinasi wisata," kata Aji di Komplek Kepatihan, Yogyakarta, Selasa (20/12/2022).

Baca Juga

Meski tidak ada pembatasan, namun penerapan protokol kesehatan (prokes) wajib dilakukan. Selain itu, pemanfaatan PeduliLindungi juga diharuskan untuk diaktifkan kembali.

Aji menyebut, pihaknya sudah mengumpulkan berbagai asosiasi perhotelan, pengelola wisata hingga asosiasi pusat perbelanjaan agar kembali menggunakan PeduliLindungi guna menyeleksi pengunjung atau wisatawan.

"Kita sudah kumpulkan para destinasi wisata, hotel, pusat-pusat keramaian, mall dan pasar, kita berpesan prokes dan PeduliLindungi diaktifkan lagi dan informasi-informasi ke masyarakat kita terus lakukan," ujar Aji.

Prokes ketat dan penggunaan PeduliLindungi diharuskan mengingat lonjakan wisatawan yang diperkirakan akan terjadi saat momen libur Nataru 2023. Dengan begitu, diharapkan dengan banyaknya kunjungan wisatawan tidak menyebabkan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 juga naik di DIY.

Pasalnya, saat ini penyebaran Covid-19 dinilai terkendali di DIY, meski masih ada penambahan kasus baru tiap harinya. Namun, penambahan yang terjadi tidak signifikan.

Pihaknya juga menerapkan sanksi kepada pengelola-pengelola wisata, hingga pusat perbelanjaan yang tidak menjalankan prokes dengan ketat dan tidak menggunakan PeduliLindungi.

"Tidak memenuhi (prokes dan PeduliLindungi) akan ada sanksi. Ditegur, kalau tidak bisa ditegur akan ada sanksi berikutnya. Ini untuk pengendalian Covid-19, jangan sampai momentum Nataru menjadi penyebab meningkatnya kasus Covid-19," jelas Aji.

Berdasarkan perkiraan dari Dinas Perhubungan (Dishub) DIY, wisatawan yang akan datang ke DIY lebih dari empat juta orang selama libur Nataru. Jika ditambah dengan total penduduk DIY, maka diperkirakan akan lebih dari tujuh juta orang bermobilisasi di DIY selama libur Nataru.

"Jumlah penduduk DIY 3,7 juta orang, kalau masuk (ke DIY) sekitar empat jutaan (wisatawan). Bukan berarti penduduk DIY tidak boleh berwisata, jadi sekitar tujuh jutaan mungkin yang berada (bermobilisasi) di DIY," kata Kepala Dishub DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti.

Made menjelaskan, puncak arus masuknya wisatawan ke DIY diperkirakan terjadi pada 23 Desember 2022. Sedangkan, puncak balik wisatawan diperkirakan akan terjadi pada 1 Januari 2023.

Meski begitu, Made menyebut, tingginya mobilitas di DIY akan terjadi pada 24 Desember 2022. Pasalnya, pada hari tersebut sekitar tujuh juta orang akan bermobilisasi di DIY.

"Yang bermasalah justru di pertengahan ketika 24 (Desember wisatawan) stay disini. Maka mobilitas akan tinggi di DIY sendiri. Arus datang tidak mempengaruhi, tapi mobilitas di DIY yang mengakibatkan mungkin ada kemacetan dan dampak lainnya," ujar Made.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement