REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Dalam Alquran sering kali ditemukan istilah golongan yang sedikit. Biasanya, redaksi ayat tersebut menggambarkan golongan yang sedikit sebagai kelompok yang mempunyai amal dan keutamaan.
Amalnya itu bahkan membuatnya mendapatkan pujian dari Allah SWT. Golongan tersebut melakukan amal yang kebanyakan orang tidak melakukannya.
Tokoh Muhammadiyah dan pendakwah perempuan, Ustadzah Nur Hidayani, menjelaskan istilah golongan yang sedikit dalam Alquran kerap disematkan, di antaranya pada orang-orang yang bersyukur. Sebagaimana redaksi bagian ujung ayat 13 dari surat Saba yang berbunyi:
وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ “Dan sedikit sekali dari hamba-hamba- Ku yang bersyukur.”
Sebaliknya, pada beberapa ayat lainnya mempertegas bahwa kebanyakan manusia itu tidak bersyukur. Seperti dapat ditemukan pada surah al-Ghafir ayat 61, an-Naml ayat 73, Yusuf ayat 38, Yunus ayat 60, dan juga pada al-Baqarah ayat 243.
Ustadzah Nur menjelaskan, orang yang bersyukur sejatinya adalah yang mampu menggunakan nikmat yang diberikan Allah SWT untuk ketaat annya kepada Allah SWT.
Orang yang bersyukur mereka yang menjalankan amal-amal saleh dan senantiasa menjaga sholatnya. Orang yang tidak bersyukur atau berjuluk orang kufur tidak senang melaksanakan amal saleh dan juga lalai akan kewajibannya sebagai makhluk yakni untuk menyembah Allah SWT dengan sholat.
Orang yang bersyukur menyadari, karunia yang Allah SWT berikan sangat besar. Bahkan, dalam menghadapi cobaan pun senantiasa mensyukurinya, sebab menyadari bahwa tidaklah seorang beriman mendapat ujian dan cobaan kecuali agar meningkat keimanan dan ketakwaannya.
“Namun, hanya sedikit orang-orang yang mampu menjadi masuk pada golongan orang-orang bersyukur kepada Allah SWT. Ternyata orang-orang yang bersyukur itu sedikit sekali, banyak orang yang sudah diberi tetapi bilang cuma, selalu saja kurang, kata Ustadzah Nur dalam kajian Majelis Tabligh PP.
Ketika mendapatkan kenikmatan dan karunia semisal berupa melimpahnya harta keka yaan, memiliki pangkat dan jabatan, maka orangorang yang bersyukur akan mengakui dan menyadari segala nikmat dan kenikmatan itu dari Allah SWT untuk menguji diri apakah termasuk pada golongan orang-orang yang bersyukur atau tidak.
Sementara orang-orang yang kufur justru menganggap segala apa yang diraihnya sematamata merupakan jerih payah usahanya sendiri.
Lebih lanjut, Ustadzah Nur menjelaskan ciri yang mudah diamati pada orang yang bersyukur adalah ketika mendengar panggilan azan, ia akan bergembira, meninggalkan aktivisnya untuk bersegera melaksanakan sholat.
Orang yang bersyukur menunjukkan wajah yang semringah ketika dipanggil sholat.
Dia bersiap ketika ada panggilan sholat. Ketika diuji kenikmatan kebanyakan orang berbunga-bunga, tetapi lupa bersyukur bahwa kenikmatan itu untuk ibadah, kata Ustazah Nur yang juga anggota Majelis Tabligh PP Muhammadiyah.
Golongan yang sedikit juga disematkan pada orang-orang yang menggunakan akal pikirannya untuk mencapai Allah SWT.
Bahkan, dalam beberapa ayat orang-orang yang mengunakan akal pikirannya untuk mendekatkan diri pada Allah SWT disebut ulul albab. Penyebutannya pun disandingkan dengan kata takwa.
Baca juga: Eks Marinir yang Berniat Mengebom Masjid Tak Kuasa Bendung Hidayah, Ia pun Bersyahadat
Semisal pada surat al-Baqarah ayat 179 dan 197. Sementara, sebaliknya terdapat banyak orang yang tidak menggunakan akalnya untuk berpikir tentang kekuasan dan mendekatkan diri pada Allah SWT.
Termasuk juga golongan yang sedikit adalah orang-orang yang beriman. Mereka yakni yang memercayai Allah dan rasul- Nya serta segala ajaran yang dibawanya. Termasuk prihal mempercayai takdir dan akan datangnya hari kiamat.
Meski begitu justru kebanyakan manusia masuk dalam golongan tidak beriman atau menjadi orang-orang fasik. Sebagaimana disebut Alquran:
إِنَّ السَّاعَةَ لَآتِيَةٌ لَا رَيْبَ فِيهَا وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يُؤْمِنُونَ “Sesungguhnya hari kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan manusia tiada beriman.” (QS al-Mumin ayat 59).