REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Misi kedua roket Vega C baru milik Eropa tidak berjalan sesuai rencana. Roket medium-lift Vega C sedang lepas landas dari Pelabuhan Antariksa Eropa di Kourou, Guyana Prancis pada Selasa (20/12/2022) pukul 22.47 waktu setempat. Roket membawa dua satelit untuk konstelasi pencitraan bumi Pléiades Neo milik Airbus.
Tahap pertama roket, yang dikenal sebagai P120C berhasil melakukan tugasnya. Namun tahap kedua yang disebut Zefiro 40, tidak berhasil.
“Sekitar dua menit dan 27 detik setelah lepas landas, anomali terjadi pada Zefiro 40, sehingga mengakhiri misi Vega X,” kata perwakilan Arianespace, perusahaan Prancis yang mengoperasikan Vega C, dilansir dari Space, Rabu (21/12/2022).
Tim sedang melakukan analisis data untuk menentukan penyebab kegagalan ini. Vega C dikembangkan oleh Badan Antariksa Eropa (ESA) dan dioperasikan oleh Arianespace.
Roket empat tahap setinggi 115 kaki (35 meter) adalah versi yang lebih kuat dari Vega, yang terbang pertama kali pada 2012. Vega C dapat mengangkut sekitar 2.300 kilogram muatan.
Dua pesawat ruang angkasa yang hilang karena kegagalan hari Selasa, Pléiades Neo 5 dan Pléiades Neo 6, beratnya 1.977 kg. Keduanya direncanakan menuju ke orbit sinkron matahari, di mana mereka akan menyelesaikan konstelasi pencitraan Bumi Pléiades Neo milik Airbus.
“Konstelasi ini terbuat dari empat satelit identik, dibangun menggunakan inovasi dan perkembangan teknologi terbaru Airbus, dan memungkinkan untuk mencitrakan titik mana pun di dunia, beberapa kali per hari, dengan resolusi 30 sentimeter,” tulis Arianespace dalam sebuah deskripsi misi Vega C.
Misi Selasa (20/12/2022) seharusnya lepas landas 24 November. Namun, Arianespace menundanya hampir sebulan untuk mengganti peralatan yang rusak pada roket. Analisis lebih lanjut mungkin akan mencoba untuk menentukan apakah peralatan yang rusak ada kaitannya dengan kegagalan peluncuran.