Jumat 23 Dec 2022 17:45 WIB

Kepuasan Publik Terhadap Pemerintah Tinggi, Pengamat: Jokowi Jaga Stabilitas Ekonomi

Publik bisa puas apabila secara ekonomi aman.

Pertumbuhan ekonomi (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto
Pertumbuhan ekonomi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kepuasan publik atas kinerja pemerintahan Joko Widodo mencapai puncak tertingginya selama tahun 2022. Hal itu tercermin dari hasil temuan survei yang dilakukan Charta Pokitika Indonesia, angka kepuasannya sebesar 72,9 persen.

Pengamat Politik Silvanus Alvin mengatakan, tingginya kepuasan publik terhadap kerja Pemerintah patut diapresiasi. 

Baca Juga

Menurutnya, peningkatan tren kepuasan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai bentuk apresiasi publik atas kinerja pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia. Terutama memastikan masyarakatnya hidup dalam kondisi aman saat negara-negara besar dihantui ancaman resesi ekonomi. 

“Publik bisa puas apabila secara kantong dan perut mereka aman. Kantong bicara ekonomi. Memang ada hantu resesi ekonomi yang sedang mengetuk dunia global. Tapi dari berbagai ahli menyatakan Indonesia masih aman,” kata Silvanus saat dihubungi, Jumat (23/12/2022).

Dijelaskan Silvanus, Presiden Jokowi berhasil membangkitkan ekonomi dari gejolak krisis global, hal itu tidak terlihat dari kebijakan yang tepat dalam penanganan ekonomi selama ini. 

“Kemudian, soal perut terkait dengan pangan. Selama harga barang sembako masih aman, pemerintah pasti akan dianggap memiliki kinerja bagus,” ungkapnya.

Dosen Komunikasi Politik Universitas Bunda Mulia ini melanjutkan, faktor lain yang menjadi katrol peningkatan kepuasan publik adalah keberhasilan pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19 hingga sukses besar kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presidensi G20. 

“Hasil survei kepuasan publik ini yang menunjukkan tren positif patut diapresiasi. Salah satu asumsi saya yang memberi kontribusi besar pada hasil positif tersebut adalah penanganan pandemi dan terselenggaranya G20,” paparnya 

Dikatakan akademisi Universitas Bunda Mulia (UBM) itu, keberhasilan yang diraih oleh pemerintah tidak lepas dari kemampuan Presiden Jokowi, yang mampu meyakinkan kepala-kepala negara besar seperti Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Presiden China Xi Jinping hingga Perdana Menteri Jepang Kishida Fumio.

“Hal ini tidak lepas dari Jokowi yang mampu menjadi tuan rumah penyelenggaraan konferensi tingkat tinggi tersebut. Presiden Amerika, Presiden China, PM India, PM Kanada, PM Jepang dan sebagian besar hadir, bukan perwakilan atau utusan semata. Itu artinya wujud penghormatan tinggi pada Indonesia dan Jokowi,” ucapnya. 

Sebelumnya, survei yang diselenggarakan Charta Politika pada 8-16 Desember 2022 menunjukkan, 72,9 persen responden mengaku puas terhadap kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menyatakan, tingkat kepuasan publik ini merupakan yang tertinggi sejak kemunculan Covid-19 pada Februari 2020.

"Angka ini bisa dikatakan paling tinggi sepanjang tahun 2022, lebih tinggi dibandingkan data bulan januari 2022 dan bahkan masih lebih tinggi juga dibandingkan situasi sebelum Covid," katanya.

Yunarto mengungkapkan, pada Februari 2020, kepuasan terhadap pemerintah berada di angka 70,7 persen lalu anjlok menjadi 58,8 persen pada Mei 2020 akibat situasi pandemi.

Setelah itu, angka kepuasan publik cenderung fluktuatif sebelum mencapai 71,7 persen pada Januari 2022 sebelum kembali melorot ke sekitar 60-an persen akibat isu kenaikan harga bahan bakar minyak dan barang pokok lainnya. Namun, pada akhirnya, tingkat kepuasan terhadap pemerintah berhasil mencapai titik tertingginya di angka 72,9 persen pada bulan ini. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement