Ahad 25 Dec 2022 17:18 WIB

Orang Sumba Pantang Mengenakan Kain Tenun Motif Buaya ke Rumah Adat. Ini Alasannya

Kain tenun ikat bermotif buaya tidak bisa dipakai sembarangan. Pantang dipakai di rumah adat.

Rep: oohya! I demi Indonesia/ Red: Partner
.
Foto: network /oohya! I demi Indonesia
.

Karyawati Liwar menunjuk kain tenun bermotif kura-kura dan buaya yang digantung di sampingnya (foro: priyantono oemar).
Karyawati Liwar menunjuk kain tenun bermotif kura-kura dan buaya yang digantung di sampingnya (foro: priyantono oemar).

Kain tenun ikat memiliki banyak motif. Ada pantangan-pantangan dalam mengenakannya.

Kain tenun ikat di Sumba, biasa memasangkan motif kura-kura dan buaya dalam satu bidang lain. Motif kura-kura dan buaya dalam ungkapan Sumba: ana wuya rara, ana kara wulang. Arti harfiahnya anak buaya merah, anak kura-kura bulan.

Buaya sebagai simbol keberanian menggambarkan kekuasaan pemimpin. Bulan melambangkan perempuan. Kura-kura melambangkan kemampuan beranak-pinak, yang akan ke darat untuk bertelur di kala bulan dikelilingi cahaya putih, seperti mahkota. Begitulah gambaran suami-istri pemimpin.

Penenun Rani dengan kain tenun motif buaya (foto: priyantono oemar).
Penenun Rani dengan kain tenun motif buaya (foto: priyantono oemar).

Bagi penganut Marapu, agama lokal di Sumba, mereka berpantang mengenakan kain bermotif buaya saat berada di umah hori (rumah adat). Jika mereka melanggar, mereka percaya umah hori akan didatangi buaya atau binatang sejenisnya.

Priyantono Oemar

Oohya! jangan lewatkan untuk membaca: Mengapa Motif Kerbau tak Ada di Semua Kain Tenun Sumba?

sumber : https://oohya.republika.co.id/posts/194310/orang-sumba-pantang-mengenakan-kain-tenun-motif-buaya-ke-rumah-adat-ini-alasannya
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement