Kain tenun ikat memiliki banyak motif. Ada pantangan-pantangan dalam mengenakannya.
Kain tenun ikat di Sumba, biasa memasangkan motif kura-kura dan buaya dalam satu bidang lain. Motif kura-kura dan buaya dalam ungkapan Sumba: ana wuya rara, ana kara wulang. Arti harfiahnya anak buaya merah, anak kura-kura bulan.
Buaya sebagai simbol keberanian menggambarkan kekuasaan pemimpin. Bulan melambangkan perempuan. Kura-kura melambangkan kemampuan beranak-pinak, yang akan ke darat untuk bertelur di kala bulan dikelilingi cahaya putih, seperti mahkota. Begitulah gambaran suami-istri pemimpin.
Bagi penganut Marapu, agama lokal di Sumba, mereka berpantang mengenakan kain bermotif buaya saat berada di umah hori (rumah adat). Jika mereka melanggar, mereka percaya umah hori akan didatangi buaya atau binatang sejenisnya.
Priyantono Oemar
Oohya! jangan lewatkan untuk membaca: Mengapa Motif Kerbau tak Ada di Semua Kain Tenun Sumba?