Selasa 27 Dec 2022 22:52 WIB

Anak 10 Tahun di India Diduga Bunuh Diri karena tidak Bisa Main Game di Ponsel

Korban kecanduan 'game online' selama beberapa hari sebelum bunuh diri.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun diduga meninggal karena bunuh diri di Lucknow, India, setelah ibunya mengambil ponselnya dan tidak membiarkannya bermain game online.
Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto
Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun diduga meninggal karena bunuh diri di Lucknow, India, setelah ibunya mengambil ponselnya dan tidak membiarkannya bermain game online.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun diduga meninggal karena bunuh diri di Lucknow, India, setelah ibunya mengambil ponselnya dan tidak membiarkannya bermain game online. Menurut keluarga, bocah itu bahkan tidak bersekolah dalam beberapa hari terakhir dan terus-menerus bermain game di telepon di rumah. Keluarga mencoba menghentikannya beberapa kali.

Pada hari kejadian, polisi mengatakan bahwa sang ibu memarahi anak lelakinya lalu mengambil teleponnya. Setelah itu, anak laki-laki itu menyuruh adik perempuannya keluar kamar dan menutup pintu. Setelah beberapa waktu, ketika keluarga memintanya untuk membuka pintu dan dia tidak menjawab, mereka mendobrak pintu dan menemukannya meninggal gantung diri.

Baca Juga

“Penyelidikan lebih lanjut masih terus dilakukan,” demikian kata polisi India, Aparna Rajat, seperti dilansir dari Times Now News, Selasa (27/12/2022).

Lantas apa itu kecanduan ponsel? Menurut para ahli, kecanduan ponsel itu nyata dan jumlahnya terus meningkat setiap tahun, menyebabkan masalah kesehatan mental yang parah. Anak-anak dan remaja lebih cenderung mengalami kecanduan ponsel daripada kelompok usia lainnya. M

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di Frontiers in Psychiatry, anak muda di bawah usia 20 tahun paling berisiko mengalami kecanduan ponsel, menyebabkan masalah perilaku pada mereka. Studi menemukan bahwa sekitar 27 persen pemilik ponsel pintar berusia antara 11-14 tahun tidak pernah mematikan ponselnya, bahkan untuk tidur.

Faktor risiko kecanduan ponsel termasuk sering menderita kecemasan, depresi, memiliki kepercayaan diri yang rendah, tertutup secara sosial, sulit mengendalikan diri, dan tidak memiliki kontrol diri.

Menurut American Psychiatry Association, penggunaan telepon kronis adalah bentuk kecanduan yang berkembang baru-baru ini dan meskipun secara resmi tidak diakui sebagai kondisi kesehatan mental, ini diakui sebagai kecanduan perilaku, yang dapat berakibat berbahaya.

Menurut beberapa penelitian, seiring berjalannya waktu, penggunaan smartphone secara terus-menerus dapat mengubah dan berdampak negatif pada seseorang seperti halnya perjudian. Dokter juga mengatakan bahwa telah terjadi peningkatan luar biasa dalam kasus depresi dan bunuh diri di kalangan remaja dalam beberapa tahun terakhir yang berkorelasi dengan kecanduan ponsel.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), antara 2015-2021, tingkat bunuh diri naik 65 persen dan tingkat depresi berat di kalangan anak perempuan meningkat 58 persen.

Para ahli mengatakan penggunaan telepon kronis selain gangguan kesehatan mental dapat menyebabkan disfungsi fisik, seperti neurotransmiter di otak, dan hilangnya materi abu-abu di otak, yang sangat berkorelasi dengan gangguan penggunaan zat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement