REPUBLIKA.CO.ID, MADRID-- Pemerintah Spanyol mengumumkan langkah-langkah stimulus senilai 10,65 miliar dolar AS atau setara Rp 166,017 triliun (kurs Rp 15.662 per dolar AS) untuk meringankan rasa sakit inflasi dalam paket utama ketiga tahun ini. Total bantuan yang telah digelontorkan pemerintah menjadi 45 miliar euro sejak awal 2022.
Seperti dilansir dari laman Reuters, Rabu (28/12/2022) Spanyol seperti negara-negara Eropa lainnya, sedang bergulat dengan krisis biaya hidup yang diperparah oleh dampak perang di Ukraina terhadap harga energi.
Paket tersebut mencakup bonus satu kali sebesar 200 euro sekitar 4,2 juta rumah tangga dengan pendapatan tahunan hingga 27.000 euro dan perpanjangan pemotongan pajak tagihan energi hingga semester pertama tahun depan.
“Paket tersebut mengikuti pengumuman serupa pada Maret dan Juni yang mencakup bantuan langsung, pemotongan pajak, pinjaman lunak, dan kontrol sewa,” ujar Perdana Menteri Pedro Sanchez.
Langkah-langkah tersebut, ditambah dengan kesepakatan yang dinegosiasikan dengan Uni Eropa untuk membatasi harga gas untuk produksi listrik, telah berhasil. Inflasi selama 12 bulan terakhir melambat menjadi 6,7 persen pada November, tingkat terendah di blok Uni Eropa 27 negara.
Perlambatan inflasi telah dibantu oleh penurunan tajam harga listrik, yang turun sebesar 22,4 persen dari tahun sebelumnya pada November. Tapi harga pangan terus menekan dompet orang Spanyol, naik 15 persen selama Oktober dan November dari tahun sebelumnya.
“Pemerintah mengatakan akan memotong pajak pertambahan nilai pada makanan penting seperti roti, keju, susu, buah dan sayuran serta sereal menjadi nol persen dari empat persen. Pasta dan minyak goreng akan dipotong PPN setengahnya menjadi lima persen,” kata Sanchez.
Sanchez juga mengumumkan perpanjangan 12 bulan khusus subsidi perjalanan kereta api bagi komuter dan batasan kenaikan sewa. Namun, pemotongan harga BBM untuk konsumen kecuali sektor pengangkutan akan dihentikan.
Dia mengatakan bantuan yang diberikan sejauh ini telah membantu Spanyol mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang kuat tahun ini, yang diberikan lebih dari lima persen, di atas perkiraan pemerintah sebelumnya sebesar 4,4 persen.