Kamis 29 Dec 2022 11:13 WIB

Siasat Erick Thohir dan Gotong Royong BUMN di Kala Perang Meredam Covid-19

Saat pandemi Covid-19 datang, Indonesia belum siap menahan terjangan virus

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Christiyaningsih
Menteri BUMN Erick Thohir memberikan sambutan pada Peluncuran Vaksin IndoVac di PT Bio Farma (Persero).
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Menteri BUMN Erick Thohir memberikan sambutan pada Peluncuran Vaksin IndoVac di PT Bio Farma (Persero).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Rumah Sakit Darurat Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran Jakarta akan ditutup 31 Desember 2022. Simbol perlawanan meredam pandemi ini menarik ingatan ke awal 2020, saat Covid-19 mulai melanda. Saat itu, Indonesia diselubungi kekalutan, kepedihan, dan kesedihan luar biasa atas jatuhnya banyak korban, dan mereka adalah orang-orang terdekat yang sebelumnya baik-baik saja.

Ketakutan dan kengerian menyeruak memenuhi relung hati dan jiwa orang-orang yang masih bertahan hidup. Tanpa tahu apa yang harus dilakukan, dan tidak tahu sampai kapan serangan itu akan berlangsung, membuat gamang dan cemas tak terperi. Bisa jadi siapa saja, tak pandang jabatan atau kedudukan, semua bisa jadi korban selanjutnya.

Baca Juga

Ketika pagebluk itu datang, Indonesia tidak siap menahan terjangan virus yang daya membinasakannya begitu kuat. Begitu juga negara-negara lain di dunia, pun termasuk para adidaya yang tak mampu meredam makhluk renik berukuran 0,1 mikron itu. 

Tidak ada jalan lain bagi Indonesia selain merapatkan barisan. Sifat gotong-royong masyarakat Indonesia terbukti muncul dan menguat di saat krisis. Antar lembaga pemerintah saling bahu membahu, juga antar organisasi masyarakat. Di saat warga negara tertekan oleh rasa takut, tak berdaya karena aktivitas normal harus dibatasi, dan di kala dunia usaha terjerembab pada ketidakpastian, peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dituntut lebih optimal.

Erick Thohir, Menteri BUMN, kala itu sudah meyakini ini saatnya mendorong perusahaan negara untuk bekerja melampaui tugas rutinnya, yaitu perang melawan pandemi. Sesuatu yang tidak pernah ada dalam ukuran kinerja perusahaan manapun. 

Meski serangannya jelas dari sumber penyakit, tapi bukan hanya BUMN pada klaster farmasi atau rumah sakit saja yang harus turun tangan. Semua BUMN dari seluruh klaster digerakan untuk membantu, tidak peduli BUMN dari Klaster Jasa Keuangan, Perhotelan dan Pariwisata, Pertambangan, Pertahanan, atau Klaster Energi.

Pada 4 Maret 2020, Erick mulai bergerak dengan memeriksa ketahanan pangan di gudang Bulog yang menyimpan stok beras. Saat itu terkonfirmasi bahwa Covid-19 sudah menyerang 70 negara di dunia. Pada saat itu, stok beras Bulog mencapai 1,6 juta ton yang tersimpan di 1.647 unit gudang BULOG yang tersebar di seluruh Indonesia.

Di hari yang sama, Erick mendatangi store Kimia Farma di Menteng Huis. BUMN Farmasi ini memiliki 1.300 apotek, 600 klinik dan laboratorium klinik yang tersebar di seluruh Indonesia. Pada 11 Maret 2020, Erick memastikan kesiapan PT Angkasa Pura II (Persero) sebagai pengelola bandar udara dalam mencegah masuknya virus Corona dari luar negeri maupun persebarannya di Indonesia.

Setelahnya, Erick mengunjungi RS Pertamina Jaya (RSPJ) di Cempaka Putih, Jakarta Pusat. RSPJ merupakan salah satu rumah sakit BUMN di bawah grup IHC (Indonesia Healthcare Corporation) yang saat itu siap siaga menghadapi serangan Corona Virus Disease-19 (Covid-19). Pada 19 Maret 2020, aturan Social Distancing mulai diterapkan di  BUMN yang memiliki bisnis berkaitan dengan pelayanan publik. Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, Sosial Distancing merupakan sikap menjaga jarak dengan orang lain dan diharapkan menjadi kunci menahan perluasan virus.

Pada 22 Maret 2020, menjadi hari teramat penting dalam sejarah peperangan Indonesia melawan Covid-19. Pada hari itu, Erick bersama dengan Panglima TNI, Menteri Kesehatan, Menteri PUPR dan Kepala BNPB memastikan kesiapan RS Darurat Penanganan Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran. RS khusus Covid ini mulai beroperasi sehari kemudian, Senin (23 Maret 2020). 

Erick menyampaikan, “BUMN mensuplai kebutuhan-kebutuhan RS Darurat Penanganan Covid-19 ini, baik peralatan kesehatan, obat - obatan, alat pelindung diri dan masker. Selain itu, untuk kebutuhan komunikasi, kami juga sudah menyiapkan jaringan telekomunikasi hingga 500 MB," ujar Erick saat itu.

“Percayalah, kalau kita semua mau bersatu, Insya Allah apapun bisa kita lalui dengan baik. Saya apresiasi setinggi-tingginya semua pihak yang sudah bergerak cepat membantu Pemerintah untuk mewujudkan RS Darurat ini. Semoga upaya kita semua ini diridhoi Yang Maha Kuasa dan dapat menekan lajunya pandemi Covid-19 di Indonesia. Insya Allah selalu ada jalan,” tutur Erick saat itu.

Pada 7 April 2020, Kementerian BUMN berhasil mendatangkan polymerase chain reaction (PCR) atau alat tes swab untuk Covid-19 dari perusahaan farmasi asal Swiss, Roche. Alat yang saat itu masih sangat langka itu langsung disebarkan ke berbagai Rumah Sakit rujukan Covid-19.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement