Kamis 29 Dec 2022 11:05 WIB

Digital Management Transformation Sebagai Strategi Hadapi Persaingan Karier

Transformasi digital adalah transformasi bisnis di era modern

Program Studi (prodi) Manajemen Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) mengadakan seminar Digital Management Transformation bagi mahasiswa semester 3 Prodi Manajemen.
Foto: UBSI
Program Studi (prodi) Manajemen Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) mengadakan seminar Digital Management Transformation bagi mahasiswa semester 3 Prodi Manajemen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Program Studi (prodi) Manajemen Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) mengadakan seminar Digital Management Transformation bagi mahasiswa semester 3 Prodi Manajemen. Acara berlangsung di aula Universitas BSI kampus Cengkareng pada Selasa (20/12/2022) pukul 09.00 – 12.00 WIB.

Seminar yang mengusung tema Challenges, Opportunity, and Future Trends ini dipandu oleh Alan Budi Kusuma serta menghadirkan Ketua Prodi Manajemen Universitas BSI Nurvi Oktiani. Acara ini mendatangkan narasumber Irwan Raharja selaku general manager Administration HR PT MMC Metal Fabrication.

Baca Juga

Dalam sambutannya, Nurvi Oktiani menyampaikan melalui transformasi digital, perusahaan bisa mendapatkan cara pandang baru dalam mengelola perusahaan, mengoptimalkan operasional perusahaan, dan mengubah model bisnis menjadi lebih efisien. “Jadi, bisa dikatakan bahwa transformasi digital adalah transformasi bisnis di era modern dan kesempatan bagi mahasiswa. Khususnya mahasiswa Prodi Manajemen yang harus selalu update skill terbaikya agar bisa menyesuaikan bagaimana pentingya Manajemen Digital Transformation dalam menghadapi persaingan kedepannya,” jelas Nurvi, Selasa (20/12/2022).

Sementara itu, Irwan dalam materinya menjelaskan transformasi digital mengacu pada proses dan strategi menggunakan teknologi digital untuk secara drastis mengubah cara bisnis beroperasi dan melayani pelanggan. “Ungkapan ini telah menjadi hal yang umum di era digitalisasi. Itu karena setiap organisasi, terlepas dari ukuran atau industrinya, maka semakin bergantung pada data dan teknologi untuk beroperasi lebih efisien dan memberikan nilai kepada pelanggan,” ujarnya.

Ia memaparkan meskipun teknologi komputer telah ada selama beberapa dekade, konsep transformasi digital relatif baru. Konsep ini hadir pada 1990-an dengan diperkenalkannya internet mainstream.

“Sejak itu, kemampuan untuk mengubah bentuk tradisional media (seperti dokumen dan foto) menjadi satu dan nol telah memudar di tengah pentingnya hal yang dibawa oleh teknologi digital kepada masyarakat,” katanya.

Menurut Irwan, hari ini digitalisasi menyentuh setiap bagian dari kehidupan, memengaruhi cara bekerja, berbelanja, bepergian, mendidik, mengelola, dan hidup. “Praktik transformasi digital biasanya digunakan dalam konteks bisnis. Pengenalan teknologi digital telah memicu penciptaan model bisnis baru dan aliran pendapatan,” tukasnya.

“Teknologi yang muncul seperti kecerdasan buatan (AI), cloud computing dan Internet of Things (IoT) mempercepat transformasi, sementara teknologi dasar seperti manajemen data dan analitik diperlukan untuk menganalisis sejumlah besar data yang dihasilkan dari transformasi digital,” jelasnya.

Ia menambahkan, transformasi digital bukan hanya tentang teknologi. Itu terjadi di persimpangan orang, bisnis dan teknologi, serta dipandu oleh strategi bisnis yang lebih luas. “Sukses hadir ketika organisasi dapat secara efektif menggunakan data yang dibuat oleh atau melalui teknologi dengan cara yang memungkinkan perubahan bisnis terjadi secara dinamis,” katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement