Selasa 03 Jan 2023 06:44 WIB

Subvarian XBB 1.5 Mendominasi Kasus Covid-19 di Amerika Serikat

Subvarian XBB 1.5 dikhawatirkan picu gelombang Covid-19 usai masa liburan.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi SARS-CoV-2 varian omicron. Subvarian XBB 1.5 dari varian omicron tengah mendominasi kasus-kasus Covid-19 di Amerika Serikat.
Foto: Pixabay
Ilustrasi SARS-CoV-2 varian omicron. Subvarian XBB 1.5 dari varian omicron tengah mendominasi kasus-kasus Covid-19 di Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Centers for Disease Control and Prevention (CDC) melaporkan strain baru omicron tengah mendominasi di Amerika Serikat. Subvarian bernama XBB.1.5 ini telah menimbulkan kekhawatiran adanya potensi gelombang kasus Covid-19 lainnya setelah liburan.

Sekitar 40 persen dari kasus Covid-19 AS yang dikonfirmasi disebabkan oleh subvarian XBB.1.5. Angka ini naik dari 20 persen sepekan sebelumnya. Di East Coast, sekitar 75 persen kasus terkonfirmasi dilaporkan sebagai XBB.1.5.

Baca Juga

Belum jelas dari mana versi omicron ini berasal, tetapi tampaknya menyebar dengan cepat di Amerika Serikat. Di sisi lain, tidak ada indikasi subvarian tersebut dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada virus omicron lainnya.

photo
Karakteristik subvarian XBB. - (Republika)

Direktur Divisi Virus Corona dan Virus Pernapasan CDC, Dr Barbara Mahon, mengatakan sejauh ini rawat inap Covid-19 secara keseluruhan meningkat di seluruh negeri. Namun, daerah seperti East Coast belum mengalami peningkatan rawat inap yang tidak proporsional.

"Kami melihat rawat inap telah meningkat secara keseluruhan di seluruh negeri. Tampaknya mereka tidak mencatat lebih banyak di area yang memiliki lebih banyak XBB.1.5," ujar Mahon, seperti dilansir laman NBC News, Senin (2/1/2023).

Rata-rata tujuh hari rawat inap harian Covid-19 mencapai 42.140 pada hari Jumat (30/12/2022) lalu, meningkat 4,2 persen dari dua pekan sebelumnya. Rata-rata tujuh hari penerimaan unit perawatan intensif harian juga meningkat menjadi 5.125 per hari, meningkat lebih dari 9 persen dari dua pekan lalu.

Masih banyak yang belum diketahui tentang subvarian terbaru, termasuk apakah itu lebih menular daripada bentuk omicron lainnya. Ilmuwan lain khawatir bahwa XB.1.5 bahkan lebih baik dalam mengatasi antibodi yang dibangun dari vaksin Covid-19 dan infeksi sebelumnya dari berbagai jenis omicron yang telah menyebar sejak Desember lalu.

XBB.1.5 adalah kerabat dari varian omicron XBB, yang merupakan rekombinan dari subvarian omicron BA.2.10.1 dan BA.2.75. Jika digabungkan, XBB dan XBB.1.5 merupakan 44 persen kasus di AS, mengalahkan versi omicron lainnya.

Menurut WHO, XBB telah ditemukan di setidaknya 70 negara. Hal ini telah menyebabkan lonjakan infeksi di beberapa bagian Asia, termasuk India dan Singapura, pada bulan Oktober.

Studi yang dilakukan di laboratorium menemukan XBB mampu menghindari antibodi dari infeksi atau vaksinasi Covid-19 sebelumnya. Itu berarti bahwa ketika terpapar virus, seseorang lebih mungkin sakit atau terinfeksi ulang dan menunjukkan gejala.

"Jelas bahwa ada sifat penghindaran kekebalan dari XBB," ujar Isaach Bogoch, seorang dokter penyakit menular dan ahli epidemiologi di University of Toronto.

"Itu telah dibuktikan baik dalam studi laboratorium dan terlihat secara klinis dalam kasus dan rawat inap."

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement