REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rubel dibuka lebih lemah pada perdagangan Rabu (4/1/2023). Pelemahan ini terjadi di tengah harga minyak yang lebih rendah dan volume perdagangan yang tipis selama hari libur nasional di Rusia.
Pada pukul 07.14 GMT, rubel melemah 0,6 persen terhadap dolar menjadi diperdagangkan pada 71,54 dan telah kehilangan 1,1 persen diperdagangkan pada 75,64 versus euro. Mata uang Rusia juga turun 0,6 persen terhadap yuan menjadi 10,17.
Minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, turun 0,4 persen menjadi 81,8 dolar AS per barel.
Rubel mengalami tahun yang bergejolak pada 2022, merosot ke rekor terendah 120 per dolar pada Maret segera setelah Rusia mengguncang pasar dengan mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina, tetapi kemudian pulih dengan dukungan kontrol modal dan jatuhnya impor.
Pengenaan batas harga minyak dan embargo Barat merugikan rubel pada Desember, tetapi analis memperkirakan mata uang tersebut akan tetap relatif tangguh pada tahun 2023 berkat surplus neraca berjalan Rusia yang kuat.
Aktivitas perdagangan diperkirakan akan rendah minggu ini dan pulih ke level reguler setelah 9 Januari, akhir liburan Tahun Baru Rusia.
Indeks saham Rusia bervariasi pada awal perdagangan Rabu. Indeks RTS berdenominasi dolar melemah 0,5 persen menjadi diperdagangkan di 958,52 poin. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel menguat 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 2.176,77 poin.