REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dasar negara Indonesia yang termaktub dalam pancasila adalah persatuan Indonesia. Maknanya, meski bangsa ini terdiri dari beragam suku, bahasa, dan tampilan luar, pada hakikatnya adalah satu. Semuanya bersatu dalam bangsa Indonesia.
Persatuan menjadi pembahasan di banyak peradaban, tak terkecuali Islam. Pakar Kajian Alquran Dr KH Shobahussurur Syamsi menjelaskan Surah al-Mu'minun ayat 52 tentang umat yang satu. Redaksi ayat tersebut adalah sebagai berikut.
وَاِنَّ هٰذِهٖٓ اُمَّتُكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّاَنَا۠ رَبُّكُمْ فَاتَّقُوْنِ
Sesungguhnya ini adalah umat kalian, umat yang satu, dan Aku adalah Tuhan kalian, maka bertakwalah kepada-Ku.
Ummah wahidah. Artinya adalah satu bangsa dalam bingkai tauhid. La ilaha illallah. Tiada tuhan selain Allah. Keyakinan kepada Tuhan Yang Mahaesa. "Hanya kepada Allah kami menyembah. Hanya kepada-Nya kami memohon pertolongan. Tidak ada sekutu. Tidak berbilang," tulisnya pada Rabu (4/1/2023).
Satu kitab suci yang menjadi referensi adalah Alquran. Satu nabi, yaitu Muhammad SAW, sebagai sayyidul anbiya, atau penghulu para nabi. Satu kiblat, Ka'bah. Satu ajaran membawa rahmah.
Tauhid dalam aqidah. Tauhid dalam ibadah dan muamalah. Tauhid individual, sosial, intelektual dan spiritual. Bersatu dan menyatu dalam keyakinan. Bersatu dan menyatu dalam ide dan gagasan. Bersatu dan menyatu dalam gerak perjuangan.
"Persatuan itu menyatukan. Persatuan itu kekuatan. Persatuan itu menunjukkan ketakwaan," kata Shobahussurur.
Sebaliknya, perpecahan itu kehancuran. Dia mengimbau kepada semua orang, jangan mudah dipecah-belah. Jangan mudah diadu-domba. Jangan perbedaan jadi permusuhan, konflik dan peperangan.
"Keragaman adalah keniscayaan. Keragaman menjadikan kita dalam satu kekuatan. Bineka tunggal eka. Perbedaan bukan alasan perpecahan. Perbedaan untuk ta'aruf (saling mengenal) bukan saling menafikan. Rapatkan barisan. Satukan kekuatan. Khair ummah (bangsa terbaik) akan menjadi kenyataan. Rahmat bagi semua. Umat terbaik untuk alam semesta," kata dia.