Kamis 05 Jan 2023 16:14 WIB

Dalil Rasulullah SAW Membaca Doa Qunut Nazilah

Kata Qunut memiliki banyak makna.

Rep: Ali Yusuf / Red: Erdy nasrun
Ilustrasi Muslim melaksanakan doa Qunut Nazilah.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Ilustrasi Muslim melaksanakan doa Qunut Nazilah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Qunut setelah shalat subuh masih menjadi perdebatan. Namun perlu diketahui bahwa Rasulullah pernah melakukan Qunut Nazilah pada shalat lima waktu. 

"Apabila beliau Shallallahu Alaihi Wasallam ingin mendoakan keburukan atau kebaikan bagi seseorang, beliau melakukan qunut pada rakaat terakhir setelah ruku" tulis Syekh Muhammad Nasiruddin al-Albani dalam kitabnya Shifatu Shalat an-Nabi

Kata Qunut memiliki banyak makna, dan yang dimaksud ini ialah doa ketika salat di tempat waktu tertentu ketika berdiri. Bahkan beliau Shallallahu Alaihi Wasallam mengeraskan doa beliau dan dan makmum yang berada di belakang beliau mengamati doa beliau. Ini diriwayatkan oleh Ahmad dan Ath-Thabarani dengan sanad shahih. 

"Ini adalah pendapat Ahmad dan Isha, bahwa kedua tangan diangkat pada waktu Qunut sebagaimana disebutkan dalam Al Masa'il karya Al-Marwazi halaman 23," tulisnya. 

Sedangkan terkait mengusap muka dengan kedua tangan, maka tidak ada riwayat yang menyebutkan hal itu di sini. Bahkan bal itu merupakan bidah, adapun mengusap muka dengan kedua tangan di luar salat, hadisnya pun tidak ada yang shahih. 

"Semua hadis yang diriwayatkan mengenai masalah ini dhaif, bahkan sebagian yang sangat dhaif, sebagaimana yang telah saya tahqiq ke dalam Dhai'f Abi Dawud nomor 262 dan Silsilah al-Ahadists ash-Shahihah,  nomor 597," katanya.

Oleh karena itu al-Izz bin Abdissalam berkata dalam sebagian fatwanya, "tidak ada yang melakukan hal tersebut merusak muka kecuali orang-orang yang jahil," katanya.

Rasulullah SAW melakukan qunut pada seluruh salat lima waktu, akan tetapi beliau tidak berqunut kecuali jika mendoakan kebaikan bagi suatu kaum atau mendoakan keburukan menimpa satu kaum. 

Beliau pernah berdoa:

"Ya Allah, selamatankankah al-Walid bin Al Walid, Salamah bin Hisyam dan Ayyasy bin Abi rabiah. Ya Allah perkeraslah siksamu terhadap bani Mudhar dan timpahkanlah kepada mereka bencana paceklik bertahun-tahun seperti paceklik yang menimpa Nabi Yusuf.  Ya Allah laknatlah Bani Lihyan Rii, Dakwah dan Ushayyah yang telah durhaka kepada Allah dan Rasul." 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement