REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam adalah mereka yang berimbang. Apa maksudnya? Pengkaji Tafsir Alquran Dr KH Shobahussurur menjelaskan hal itu dalam kata ummah muqtashidah. Kata tersebut terdapat dalam Surah al-Maidah ayat 66, sebagai berikut:
وَلَوْ اَنَّهُمْ اَقَامُوا التَّوْرٰىةَ وَالْاِنْجِيْلَ وَمَآ اُنْزِلَ اِلَيْهِمْ مِّنْ رَّبِّهِمْ لَاَكَلُوْا مِنْ فَوْقِهِمْ وَمِنْ تَحْتِ اَرْجُلِهِمْۗ مِنْهُمْ اُمَّةٌ مُّقْتَصِدَةٌۗ وَكَثِيْرٌ مِّنْهُمْ سَاۤءَ مَا يَعْمَلُوْنَ
Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil dan (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka. Di antara mereka ada golongan yang pertengahan. Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka.
Arti kata tersebut adalah bangsa tengahan. Bangsa berkeadilan. Menjalankan ajaran Kitab Suci secara seimbang. Tidak hanya memilih ayat yang mendukung ambisinya. Lalu mengabaikan yang menegur keserakahannya. Shobahussurur menjelaskan, muqtashid dalam materi fisikal.
"Keseimbangan nalar logika. Esktrem ke kanan atau ke kiri akan miring. Logika miring itu gila. Tegak lurus berkeadilan. Terlalu keras akan mudah dipatahkan. Terlalu lembek akan mudah dihinakan," ujar pendakwah tersebut.
Keseimbangan berlangsung dalam gaya hidup, pola makan, pola tidur, gerak, pikir. Tidak berlebihan, tapi tidak kekurangan. "Keseimbangan menata hati. Tidak mudah jatuh hati. Tidak pula mudah patah hati. Ngambek kabur tanpa upaya memahami. Berhati tenang dan lapang. Menyikapi musibah dengan tabah. Mencari hikmah pada setiap masalah. Rezeki dari langit turun deras membanjiri. Rezeki dari bumi melimpah ruah meliputi," ujar dia.
Penafsir Alquran Syekh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di dalam kitab tafsirnya menjelaskan, bangsa yang berimbang itu sungguh-sungguh menjalankan ajaran Allah sebagaimana yang tertulis dalam Alquran dan yang dikatakan rasul-Nya. Kemudian menjauhkan segala larangan-Nya.
Bangsa yang berimbang akan mendapatkan limpahan rezeki dari Allah, sebagaimana firman-Nya, yang bermakna, "Seandainya penduduk negeri itu beriman dan bertaqwa maka Kami pasti akan bukakan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi"(Al-A’raf:96).