REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam adalah mereka yang berimbang. Apa maksudnya? Pengkaji Tafsir Alquran Dr KH Shobahussurur menjelaskan hal itu dalam kata ummah muqtashidah. Kata tersebut terdapat dalam Surah al-Maidah ayat 66, sebagai berikut:
وَلَوْ اَنَّهُمْ اَقَامُوا التَّوْرٰىةَ وَالْاِنْجِيْلَ وَمَآ اُنْزِلَ اِلَيْهِمْ مِّنْ رَّبِّهِمْ لَاَكَلُوْا مِنْ فَوْقِهِمْ وَمِنْ تَحْتِ اَرْجُلِهِمْۗ مِنْهُمْ اُمَّةٌ مُّقْتَصِدَةٌۗ وَكَثِيْرٌ مِّنْهُمْ سَاۤءَ مَا يَعْمَلُوْنَ
Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil dan (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka. Di antara mereka ada golongan yang pertengahan. Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka.
Arti kata tersebut adalah bangsa tengahan. Bangsa berkeadilan. Menjalankan ajaran Kitab Suci secara seimbang. Tidak hanya memilih ayat yang mendukung ambisinya. Lalu mengabaikan yang menegur keserakahannya. Shobahussurur menjelaskan, muqtashid dalam materi fisikal.