Jumat 06 Jan 2023 12:54 WIB

Dewan Keamanan PBB Imbau Netanyahu Jaga Status Quo Situs Suci di Yerusalem

Kunjungan Menteri Netanyahu Ben Gvir membuat banyak pihak mengecam Israel

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Erdy nasrun
 Seorang pengunjuk rasa mengenakan topeng karet yang menggambarkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berdemonstrasi di depan Mahkamah Agung di Yerusalem menentang penunjukan Aryeh Deri pemimpin partai ultra-Ortodoks Shas sebagai menteri kesehatan baru negara itu, Kamis, 5 Januari 2023 Deri mengaku bersalah atas penipuan pajak tahun lalu dan sebelumnya menjalani hukuman penjara karena menerima suap.
Foto: AP/Mahmoud Illean
Seorang pengunjuk rasa mengenakan topeng karet yang menggambarkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berdemonstrasi di depan Mahkamah Agung di Yerusalem menentang penunjukan Aryeh Deri pemimpin partai ultra-Ortodoks Shas sebagai menteri kesehatan baru negara itu, Kamis, 5 Januari 2023 Deri mengaku bersalah atas penipuan pajak tahun lalu dan sebelumnya menjalani hukuman penjara karena menerima suap.

REPUBLIKA.CO.ID, Dewan Keamanan PBB Kritik Israel Terkait Kunjungan Menterinya ke Al Aqsa

 

NEW YORK -- Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyampaikan keprihatinan atas kunjungan yang dilakukan Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir ke halaman Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki.

Aksi ini memicu reaksi balik dan kritik luas. Amerika Serikat (AS), sekutu terdekat Israel, menentang semua tindakan sepihak yang menyimpang dari status quo sejarah yang tidak dapat diterima.

''Kami mencatat Perdana Menteri (Benjamin) Netanyahu menyerukan pelestarian status quo, sehubungan dengan tempat-tempat suci. Kami mengharapkan pemerintah Israel menindaklanjuti komitmen itu,” kata Wakil Duta Besar AS untuk PBB, Robert Wood, pada sesi darurat Dewan Keamanan yang diselenggarakan oleh Uni Emirat Arab dan China.

Meski ada peringatan tindakan tersebut akan menimbulkan keresahan, Ben-Gvir tetap mengunjungi kompleks Masjid Al-Aqsa pada Selasa (3/1/2023).

Bagi umat Islam, Al-Aqsa mewakili situs tersuci ketiga di dunia. Orang Yahudi, pada bagian mereka, menyebut daerah itu sebagai Temple Mount, serta mengatakan lokasi tersebut itu adalah situs dua kuil Yahudi di zaman kuno.

Non-Muslim dapat mengunjungi kompleks ketika Muslim tidak melaksanakan ibadah, tetapi mereka tidak diizinkan untuk berdoa di sana di bawah status quo.

Dilansir di Bernama, Jumat (6/1/2023), Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan kunjungan Ben-Gvir ke kompleks Masjid Al-Aqsa adalah penyebab keprihatinan serius. Hal ini juga melanggar status bersejarah Yerusalem yang tidak dapat diterima.

Utusan Cina untuk PBB, Zhang Jun, mengatakan tindakan pejabat Israel telah mengakibatkan situasi yang rapuh dan parah di lapangan. Pihaknya meminta Israel untuk menghentikan semua hasutan dan provokasi, serta menahan diri dari tindakan sepihak.

Wakil duta besar UEA untuk PBB, Mohamed Abushahab, mengutuk provokasi serius yang mengancam Masjid Al-Aqsa, serta penyerbuan masjid oleh seorang menteri Israel di bawah perlindungan pasukan Israel.

Dia mengatakan tindakan provokatif seperti itu semakin menggoyahkan situasi rapuh di wilayah Palestina yang diduduki. Hal ini juga menyebabkan perkembangan serius yang membuat wilayah itu semakin jauh dari jalur perdamaian yang diinginkan.

Asisten Sekretaris Jenderal PBB Khaled Khiari mengatakan PBB tetap berhubungan dekat dengan para pihak dan bekerja untuk meredakan situasi. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement