Jumat 06 Jan 2023 18:50 WIB

Golongan Darah Tertentu Dikaitkan dengan Risiko Strok Lebih Tinggi

Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk membantu mengurangi risiko strok.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Qommarria Rostanti
Golongan darah tertentu dikaitkan dengan risiko strok lebih tinggi. (ilustrasi)
Foto: Foto : MgRol_92
Golongan darah tertentu dikaitkan dengan risiko strok lebih tinggi. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi di Neurology pada September tahun lalu menunjukkan golongan darah dapat memprediksi risiko strok dini. Para peneliti menemukan, orang dengan strok dini lebih cenderung memiliki golongan darah A dan lebih kecil kemungkinan memiliki golongan darah O.

Strok awal (yang terjadi sebelum usia 60 tahun) dan akhir (yang terjadi setelah usia 60 tahun) lebih mungkin memiliki golongan darah B. Metaanalisis menemukan bahwa 48 persen orang dengan strok dini memiliki golongan darah A dibandingkan 45 persen orang dengan strok akhir, dan 44 persen orang tanpa strok. Mereka juga menemukan 35 persen orang dengan strok dini memiliki golongan darah O dibandingkan dengan 39 persen orang dengan strok akhir dan 41 persen orang tanpa strok.

Baca Juga

Golongan darah adalah penggolongan berdasarkan ada tidaknya antigen tertentu pada permukaan sel darah merah. Antigen golongan darah yang paling penting adalah ABO yang ditemukan pada permukaan sel darah merah dan diwariskan dari orang tua seseorang. Ada empat golongan darah utama yakni A, B, AB, dan O.

Golongan darah penting untuk menentukan jenis yang aman diterima seseorang selama transfusi darah. Golongan darah juga penting dalam kasus transplantasi organ. Hal itu mengingat golongan darah tertentu lebih cocok dengan organ tertentu dibandingkan yang lain.

Strok adalah keadaan darurat medis yang terjadi ketika suplai darah ke otak terganggu yang membuat sel-sel otak kekurangan oksigen dan nutrisi. Ini dapat terjadi dalam dua cara yakni strok iskemik (strok yang terjadi ketika gumpalan darah menyumbat pembuluh darah di otak) dan strok hemoragik (strok yang terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan mengeluarkan darah ke jaringan otak di sekitarnya).

Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk membantu mengurangi risiko  strok. Pertama, pertahankan tekanan darah yang sehat. Tekanan darah tinggi adalah faktor risiko utama strok, jadi penting memeriksakan tekanan darah secara teratur.

Anda juga perlu mengonsumsi makanan sehat. Diet yang tinggi buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian, dan rendah garam, lemak jenuh, dan lemak trans dapat membantu mengurangi risiko strok. 

Yang tidak kalah penting dilakukan adalah olahraga secara teratur. Terlibat dalam aktivitas fisik secara teratur dapat membantu menurunkan tekanan darah, meningkatkan aliran darah, dan menjaga berat badan dalam kisaran yang sehat.

 

Hindari juga merokok dan minum alkohol. Merokok meningkatkan risiko strok serta banyak masalah kesehatan serius lainnya. Minum terlalu banyak alkohol dapat meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan risiko strok.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement