REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengatakan tindakan provokatif Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir di Masjid AlAqsa, Yerusalem, sangat memalukan dan tidak bermoral.
"MUI mengecam tindakan ini. Tindakan ini menjadi sinyal yang sangat nyata dan bahkan ajakan secara tidak langsung kepada seluruh masyarakat Yahudi ekstrem agar bersegera datang ke kompleks Masjid Aqsa melaksanakan ibadah," ujar Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Dia mengatakan kedatangan warga Yahudi akan selalu dilindungi oleh pemerintah Israel dan karena itu mereka tidak perlu khawatir.
Menurut Sudarnoto, Ben-Gvir jugalah yang melakukan lobi untuk merombak pengelolaan tempat suci ini supaya umat Yahudi bisa berdoa di sana.
"Apa yang dilakukan oleh Ben-Gvir tentu telah menginjak-injak komplek Masjid AlAqsa dan ini menjadi kelanjutan dari agresi zionis yang secara terus menerus dilakukan," kata dia.
Tindakan ini akan merusak dan menghancurkan proses perundingan damai yang sebetulnya sudah dilakukan dan memberikan jalan, yaitu solusi dua negara.
Karena itu, MUI mendukung semua negara yang telah mengecam tindakan Ben-Gvir itu, termasuk Indonesia, kata dia.
Sudarnoto meminta pemerintah Indonesia untuk secara terus menerus melakukan upaya agar ada tekanan internasional yang efektif dan memaksa Israel untuk menghentikan tindakan yang merusak.
Ia mengatakan keamanan, perdamaian dan stabilitas hanya baru bisa diwujudkan jika Israel berhasil dipaksa untuk menghentikan semua bentuk kejahatan.
"Ben-Gvir adalah tokoh sayap kanan ekstrem yang dalam setiap kesempatan selalu berupaya untuk menekan rakyat Palestina agar mereka benar-benar tunduk kepada zionisme Israel. Ia sudah dikenal sebagai seorang yang mengembangkan kebencian terhadap orang-orang Arab dan siapa saja yang membela perjuangan rakyat dan bangsa Palestina," kata dia.
Berbagai tindakan kekerasan yang dilakukan Ben-Gvir semasa muda, lanjut dia, sudah menjadi pengetahuan umum.
Keinginan, pemikiran dan tindakan Ben memang jahat, kata Sudarnoto, terutama terhadap orang-orang Arab, apalagi yang dinilai menghalangi langkah-langkah Israel.
"Dari sejak aksi provokasi hingga tindakan-tindakan brutal di luar batas kemanusiaan sudah sering kali dilakukan oleh kelompok ekstrem Yahudi dan menimbulkan korban yang tidak sedikit," kata Sudarnoto.
Ia mengatakan kelompok masyarakat Yahudi sayap kanan senantiasa mendapatkan perlindungan secara politik, hukum dan bahkan militer untuk menguasai Al Aqsa dan bahkan juga tanah Palestina.
"Sebaliknya, otoritas Israel selalu mengintimidasi dan menginjak-injak rakyat dan bangsa Palestina," kata dia.