REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU — Ribuan warga Kabupaten Indramayu mendaftar menjadi pekerja migran pada 2022. Pada awal tahun ini, Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Indramayu menyebut sudah ada ratusan warga yang mendaftarkan diri untuk menjadi pekerja di luar negeri.
Berdasarkan data Disnaker Kabupaten Indramayu, selama hari kerja periode 2-9 Januari 2023, tercatat ada sekitar 400 warga Indramayu yang mendaftar menjadi pekerja migran Indonesia (PMI). “Setiap hari rata-rata ada 75-100 warga Kabupaten Indramayu yang mendaftar menjadi PMI,” kata Sekretaris Disnaker Kabupaten Indramayu, Masroni, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (9/1/2023).
Sementara pada 2022, terdata sekitar 17 ribu warga Kabupaten Indramayu yang mendaftar menjadi PMI melalui Disnaker setempat. Sekitar 85 persen di antaranya merupakan perempuan. Mereka kebanyakan bekerja di sektor informal.
Menurut Masroni, Taiwan selama ini menjadi negara favorit tujuan PMI dari Kabupaten Indramayu. Dari jumlah 17 ribu warga yang mendaftar menjadi PMI pada 2022, ada sekitar 10 ribu yang memilih Taiwan sebagai negara tujuan bekerja.
Masroni mengatakan, Taiwan paling diminati karena standar gaji pekerjanya yang dinilai tinggi, serta masa kontrak kerja yang terbilang lebih lama, yakni tiga tahun. Selain itu, kata dia, upaya perlindungan pekerja di negara itu dinilai lebih pasti, sehingga para PMI merasa aman dan terlindungi.
Selain Taiwan, negara tujuan penempatan favorit lainnya adalah Jepang, Korea, dan Hong Kong.
Faktor ekonomi dinilai menjadi salah satu faktor utama tingginya minat warga Kabupaten Indramayu untuk bekerja di luar negeri. Pasalnya, gajinya dinilai lebih besar. “Mereka pengen cepat kaya,” ujar Masroni.
Selain itu, menurut Masroni, Kabupaten Indramayu selama ini bukan daerah industri, sehingga jumlah perusahaan yang beroperasi terbilang minim, yang berdampak terhadap lapangan pekerjaan.
Salah seorang warga Indramayu, yang tidak mau disebut namanya, mengaku tengah mendaftar untuk menjadi PMI di Korea. Jenis pekerjaannya pengelasan. Ia mengaku berupaya mencari pekerjaan di luar negeri karena selama beberapa tahun terakhir kesulitan mendapat pekerjaan di kampung halaman.
Terlebih, ketiga anaknya sudah beranjak remaja dan membutuhkan biaya untuk melanjutkan pendidikan mereka. “Saat sedang tidak ada pekerjaan, saya jualan es kelapa muda. Tapi, hasilnya sedikit, tidak cukup untuk kebutuhan sekolah anak. Makanya sekarang saya sedang daftar untuk kerja ke Korea,” kata pria asal Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu, itu.