REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) telah berhasil menyita lebih dari 2.100 senapan serbu dari sebuah kapal di perairan Teluk Oman. Senjata tersebut diduga berasal dari Iran dan hendak dikirim ke Yaman untuk kelompok milisi Houthi.
Juru bicara Armada ke-5 Angkatan Laut AS Timothy Hawkins mengungkapkan, aksi penyergapan terhadap kapal yang mengangkut senapan serbu itu terjadi pada 6 Januari lalu. Tim dari USS Chinhook, yakni kapal patroli kelas Cyclone, mencegat kapal layar kayu tradisional yang dikenal sebagai dhow.
Setelah diperiksa, personel Angkatan Laut AS Menemukan senapan model Kalashnikov yang dibungkus satu per satu dengan terpal hijau di atas kapal. “Ketika kami mencegat kapal itu, kapal tersebut berada di rute yang secara historis digunakan untuk lalu lintas kargo ilegal ke (milisi) Houthi di Yaman. Awak kapal Yaman menguatkan asalnya,” kata Hawkins, Selasa (10/1/2022).
Chinook, bersama dengan kapal patroli USS Monsoon dan kapal perusak berpeluru kendali USS The Sullivans, menguasai senjata hasil sitaan. Sementara awak kapal yang ditangkap akan dipulangkan ke wilayah Yaman yang dikuasai pemerintah. Belum ada komentar dari Houthi soal tuduhan AS yang menyebut bahwa persenjataan itu dikirim untuk mereka.
PBB telah menerapkan embargo senjata terhadap Houthi sejak 2014, tepat ketika perang sipil Yaman meletus. Houthi merebut ibu kota Yaman, Sanaa, pada September 2014. Hal itu memaksa pemerintah yang diakui secara internasional ke pengasingan.
Pertempuran selama bertahun-tahun, yang turut melibatkan koalisi pimpinan Arab Saudi, telah menyeret Yaman ke jurang bencana kelaparan. PBB telah menyebut bahwa krisis kemanusiaan di sana menjadi yang terburuk di dunia.
Sementara terkait Iran, ia membantah tuduhan atau laporan yang menyebut mereka mempersenjatai Houthi. Namun pakar independen, negara-negara Barat, dan pakar PBB telah melacak komponen persenjataan yang berhasil disita dari sejumlah kapal. Semuanya bersumber ke Iran.