REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab atas bom bunuh diri di luar Kementerian Luar Negeri Afghanistan pada Rabu (11/1/2023). Pernyataan ini disampaikan kantor berita resmi ISIS Amaq dalam saluran Telegram yang berafiliasi.
Laporan Amaq mengeklaim, bom bunuh diri itu menewaskan dan melukai puluhan orang termasuk para diplomat. Namun menurut laporan pejabat Taliban, sedikitnya 20 orang meninggal setelah serangan besar kedua di ibu kota Afghanistan tahun ini. Sebuah foto daerah itu yang dikonfirmasi oleh sumber-sumber resmi menunjukkan, sedikitnya sembilan orang terluka atau tewas, tergeletak di luar kementerian ketika pasukan keamanan merawat mereka.
Pejabat di Kementerian Informasi Afghanistan, Ustad Fareedun mengatakan, pengebom itu berencana masuk ke Kementerian Luar Negeri tetapi gagal. Menurut juru bicara kepala polisi Kabul Khalid Zadran dikutip Aljazirah, tim keamanan telah dikerahkan ke lokasi.
Dosen di American University of Afghanistan di Kabul mengatakan, lokasi ledakan berada di area dengan keamanan sangat tinggi. “Ada beberapa pos pemeriksaan. Anda harus memiliki dokumen khusus untuk mengakses jalan itu,” katanya.
Ledakan dilaporkan terjadi saat delegasi China bertemu Taliban di Kementerian Luar Negeri. "Seharusnya ada delegasi China di Kementerian Luar Negeri hari ini, tetapi kami tidak tahu apakah mereka hadir pada saat ledakan itu," kata Wakil Menteri Penerangan dan Kebudayaan Muhajer Farahi.
Misi Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Afghanistan (UNAMA) dan beberapa negara, termasuk Pakistan, mengutuk serangan itu. “Meningkatnya ketidakamanan merupakan keprihatinan serius. Kekerasan bukanlah bagian dari solusi apa pun untuk membawa perdamaian abadi ke Afghanistan. Belasungkawa kami kepada keluarga yang terkena dampak," ujar UNAMA pada Rabu.
Perwakilan Khusus Amerika Serikat untuk Afghanistan, Thomas West menyampaikan belasungkawa kepada para korban. “Belasungkawa tulus saya kepada keluarga korban serangan teroris di Kabul hari ini, telah melihat laporan setidaknya 20 orang tewas dan banyak lagi yang terluka. Kekerasan ini tidak ada gunanya,” kicaunya di Twitter.
Taliban mengeklaim telah meningkatkan keamanan sejak menyerbu kembali berkuasa pada 2021. Namun telah terjadi lusinan ledakan dan serangan bom, banyak yang diklaim oleh cabang lokal dari kelompok ISIS.
Sebanyak lima warga negara China terluka bulan lalu ketika orang-orang bersenjata menyerbu sebuah hotel yang populer di kalangan pebisnis China di Kabul. Serangan itu diklaim ISIS yang juga bertanggung jawab atas serangan terhadap Kedutaan Besar Pakistan di Kabul pada Desember.
Sedangkan empat orang tewas dan 25 luka-luka dalam serangan di sebuah masjid di halaman Kementerian Dalam Negeri di Kabul pada Oktober lalu. Dua anggota staf Kedutaan Rusia meninggal dalam serangan bom bunuh diri pada September dalam serangan lain yang diklaim oleh afiliasi ISIS-K.