REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Kota Dubai telah meresmikan rencana membangun masjid dengan konstruksi penuh cetak 3D atau tiga dimensi pertama di dunia. Pembangunan masjid di atas tanah seluas 2.000 meter persegi di Bur Dubai itu akan dimulai pada Oktober dan diperkirakan akan siap menampung hingga 600 jamaah pada awal 2025.
Dilansir dari The National News, Jumat (13/1/2023), diperlukan waktu sekitar empat bulan untuk menyelesaikan pencetakan 3D struktur bangunan. Kemudian, 12 bulan lagi untuk melengkapinya dengan fasilitas yang sesuai.
Departemen Urusan Islam dan Kegiatan Amal (IACAD) Dubai mengatakan tiga pekerja akan mengoperasikan printer robotik 3D yang akan mencetak dua meter persegi per jam.
Direktur Departemen Teknik IACAD Ali Al Suwaidi mengatakan printer akan mencampur bahan baku dan campuran khusus beton. Proses pencetakan bekerja dengan melapisi bahan cair di sepanjang rute yang telah ditentukan yang dipetakan oleh komputer, mirip dengan printer inkjet.
Cairan yang mengandung mineral memadat menjadi beton hampir secara instan untuk mengubah model digital menjadi objek tiga dimensi. “Biayanya 30 persen lebih tinggi daripada membangun masjid dengan cara biasa karena ini adalah yang pertama di dunia,” kata Al Suwaidi dalam konferensi pers, Kamis (12/1/2023).
“Kami berharap biayanya akan sama di masa depan dengan jaminan bangunan 30 tahun," tambahnya.
IACAD berkoordinasi dengan Dubai Municipality untuk mendapatkan persetujuan akhir atas desain tersebut. Masjid tersebut menandai langkah terbaru dalam Strategi Pencetakan 3D Dubai, yang merupakan inisiatif global untuk memanfaatkan teknologi demi kebaikan umat manusia dan memposisikan kota tersebut sebagai pemimpin di lapangan pada 2030.
Direktur Jenderal IACAD Hamad Al Shaibani mengatakan Dubai adalah pelopor dalam penggunaan teknologi cetak 3D dan keberlanjutan yang akan mengurangi jejak karbon. “Dengan 3D printing akan mengurangi limbah material konstruksi. Ramah terhadap lingkungan. Masjid mewakili visi kepemimpinan kita yang bijak,” katanya.
Pada 2015, Dubai meluncurkan rencana membangun kantor cetak 3D pertama di dunia yang dibuka di luar Emirates Towers pada Mei 2016. Tiga tahun kemudian Dubai membangun gedung cetak 3D terbesar dua lantai di Warsan yang menjadi Pusat Inovasi Kota Dubai.
Pada Agustus 2021, Wakil Presiden dan Penguasa Dubai Syekh Mohammed bin Rashid mengeluarkan keputusan untuk mengatur penggunaan pencetakan 3D dalam industri konstruksi di Dubai. Ini untuk mempromosikan emirat sebagai pusat teknologi regional dan global.
Undang-undang tersebut bertujuan memastikan seperempat bangunan emirat dibangun menggunakan teknologi tersebut pada 2030. Expo 2020 Dubai memiliki area pencetakan 3D khusus yang mencakup pusat penelitian, akademi, dan laboratorium untuk membantu mengembangkan teknologi.