Sabtu 14 Jan 2023 00:35 WIB

Mayasari Pertimbangkan Lapor Polisi Aksi Penghadangan para Ojol

Beberapa engendara Ojol sempat hadang Transjakarta karena merasa dipepet

Petugas berjalan di dekat Bus Transjakarta (ilustrasi). Manajemen Mayasari Bakti sebagai salah satu operator armada TransJakarta sedang mempertimbangkan melapor ke Kepolisian terkait penghadangan bus oleh sejumlah pengemudi ojek daring di Jalan Raya Bogor, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Kamis (12/1).
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar/tom.
Petugas berjalan di dekat Bus Transjakarta (ilustrasi). Manajemen Mayasari Bakti sebagai salah satu operator armada TransJakarta sedang mempertimbangkan melapor ke Kepolisian terkait penghadangan bus oleh sejumlah pengemudi ojek daring di Jalan Raya Bogor, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Kamis (12/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajemen Mayasari Bakti sebagai salah satu operator armada TransJakarta sedang mempertimbangkan melapor ke Kepolisian terkait penghadangan bus oleh sejumlah pengemudi ojek daring di Jalan Raya Bogor, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Kamis (12/1).

Manager Lapangan PT Mayasari Bakti, Daryono mengatakan, penghadangan itu bermula ketika bus koridor 7B KPR-Blok M melaju dari arah Jalan Dewi Sartika ke Jalan Raya Bogor yang hendak menepi di bus stop Pusat Grosir Cililitan (PGC).

"Ada dua sepeda motor yang mendahului (bus). Pada saat berhenti di bus stop ada pengendara ojol menghentikan motornya di depan bus dan marah-marah," kata Daryono di Jakarta, Jumat (13/1/2023).

Daryono menambahkan, bus dengan nomor badan 21228 itu kemudian dihadang oleh sejumlah pengemudi ojek daring yang marah lantaran merasa dipepet bus TransJakarta yang hendak berhenti.

Keributan tak sampai meluas karena berhasil dicegah oleh warga. Kemudian bus TransJakarta yang sedang membawa sejumlah penumpang dan pengemudi ojek "online" (ojol) itu melanjutkan perjalanan ke Jalan Raya Bogor menuju arah Pasar Rebo.

"Tetapi pada saat di depan (mall) KJI ternyata pengendara ojol berhenti menunggu bus. Dan saat bus berhenti, pengendara ojol dan beberapa teman-temannya naik ke kabin," ujar Daryono.

Daryono menuturkan sejumlah pengemudi ojek daring tersebut juga sempat melontarkan kata-kata kotor dan ancaman sehingga membuat penumpang ketakutan.

"Untuk sopir tidak mengalami kekerasan fisik, penumpang tidak ada yang dianiaya," tutur Daryono. 

Atas kejadian itu, Daryono mengatakan, pihaknya masih mempertimbangkan untuk melaporkan kasus penyerangan itu kepada pihak Kepolisian. "Masih mengkaji dahulu, belum melaporkan ke polisi," kata Daryono.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement