Rabu 06 Jun 2012 14:18 WIB

Bersyukur Bisa Mengubah Hidup Anda

Red: Heri Ruslan
Berdoa (Ilustrasi)
Foto: REPUBLIKA
Berdoa (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Bayu Priyomukti

Mahasiswa Manajemen Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahukah Anda, mengapa orang yang bersyukur akan bertambah kenimatannya dan yang kufur akan mendapatkan adzab?

Bagi Anda yang pernah membaca buku Quantum Ikhlas karya Erbe Sentanu atau pernah menyaksikan film the Secret, pasti sudah tahu bahwa ada satu hukum di alam semesta  ini yang berlaku secara universal dan sudah terbukti secara ilmiah menurut fisika quantum, yakni hukum LOA (Law Of Attraction).

Hukum itu mengatakan bahwa “segala sesuatu di alam semesta ini akan menarik segala hal yang serasi dengan nya”. Itulah mengapa kita dapat menyaksikan di sekitar kita, orang yang suka mengeluh hidupnya akan dipenuhi dengan kesialan, orang yang malas akan dikelilingi oleh orang sama malas, sebaliknya orang yang rajin tanpa berkeluh kesah akan menerima banyak keberuntungan.

 

Sebenarnya diri kita sendiri yang menarik segala sesuatu di alam semesta ini, baik itu baik atau buruk untuk terjadi pada diri kita. Pikiran kita setiap saat selalu memancarkan vibrasi (getaran energy) ke alam semesta baik itu positif ataupun negatif.

vibrasi itulah yang menarik vibrasi lainnya yang serasi. Hal ini dikarenakan setiap benda di alam semesta ini juga memancarkan vibrasi. Sedangkan pikiran itu sendiri sebenarnya merupakan pruduk dari apa yang dirasakan dalam hati.

Jika perasaan dalam hati kita baik maka baik pula yang akan ada dalam pikiran kita dan selanjutnya akan menarik hal-hal yang baik di luar diri kita. Rasulullah SAW bersabda, ”Ingatlah di dalam dirimu ada segumpal daging yang apa bila daging itu baik maka baik pula seluruh tubuhmu dan apabila daging itu buruk maka buruk pula seluruh tubuhmu. Ingatlah segumpal daging itu adalah hati.”

Lalu apa hubungannya dengan syukur? Syukur merupakan suatu perasaan positif yang luar biasa, orang yang bersyukur akan diliputi rasa keberlimpahan, kecukupan, kebahagiaan, ketenangan dan dorongan untuk berterima kasih.

Rasa seperti itulah yang akan menghasilkan pikiran – pikiran positif dan selanjutnya memancarkan vibrasi positif ke dalam diri kita dan alam semesta. Begitupula sebaliknya jika kita kufur anda dapat memastikan apa yang akan dihasilkan.

Semisal Anda bangun tidur di pagi hari kemudian memandang keluar jendela, di dalam perasaan Anda berkata, “Hari ini benar-benar buruk.”  Maka dalam pikiran kita akan menghasilkan sejumlah fakta untuk membuktikan bahwa Anda benar.

Ia menyatakan bahwa hari ini terlalu panas atau terlalu dingin, orang-orang yang kurang menyenangkan, pekerjaan yang membosankan, badan yang kurang sehat. Dalam beberapa saat saja, ia sudah membuktikan bahwa hari ini benar-benar buruk dan sebelum anda menyadarinya, ini benar-benar menjadi hari yang buruk sekali.

Akan tetapi, katakan kepada diri sendiri, ”Hari ini hari yang baik sekali,” maka pikiran Anda akan memberitahu, cuacanya cerah, hidup ini menyenangkan. Walaupun turun hujan, ia akan mengatakan “betapa segarnya hujan ini. Tumbuhan yang layu bersemi kembali. Ini membuat anda bersemangat untuk tetap bekerja”. Dan pastilah hari ini ternyata memang hari yang benar-benar baik. Anda tidak percaya? Silahkan buktikan sendiri!!

Itu merupakan contoh kecil dari cuplikan hidup kita, bagaimana sikap kita terhadap kedua orang tua, pelajaran kita, binatang peliharaan kita, teman kita, segala hal yang kita miliki. Jika kita rasakan semuanya seolah buruk dan membuat hati kita bersedih. Itulah cerminan bahwa selama ini kita kurang bersyukur.

Saya sendiri mempunyai beberapa pengalaman unik dengan kekuatan syukur ini. Salah satunya, saya merupakan mahasiswa jurusan manajemen yang merasa kurang mampu dan seringkali minder dalam matkul ekonomi karena dulunya waktu SMA saya dari jurusan IPA.

Di dalam kelas teman-teman ku sangat cepat menangkap materi,mereka juga lebih banyak aktif sedangkan aku lebih banyak diam Nggak ngeh istilahnya. Waktu ulangan aku juga seringkali mendapat nilai standar, bahkan dapat C dan D . Tapi apa kemudian aku mengeluh? Tidak.

Aku justru bersyukur karena teman-teman ku yang pandai sering kali mengajariku, aku bersyukur karena Allah memberiku kekuatan dan watu yang cukup untuk belajar.

Hal lain yang ku lakukan, ketika aku mendapat nila C atau D, aku akan menghapusnya dan menggantinya dengan huruf A. ketika aku mendapat nilai 60 aku akan menghapusnya dan menggantinya dengan angka 90.

Kemudian aku akan mensyukuri itu semua seraya berterimakasih kepada Allah. Ya, begitulah caraku mensyukuri semuanya. Satu lagi aku juga punya keinginan untuk menjadi yang terbaik di kelas dan mendapat IP minimal 3,50.

Lalu aku menuliskannya pada sebuah kertas dan mensyukurinya setiap hari. Meskipun hal itu belum terjadi.syukuri saja. Kemudian apa yang terjadi setelah selesai ujian. Dari 9 matkul 6 matkul mendapat nilai A dan sisanya B. IP ku berada diatas 3,50 dan aku berhasil menjadi yang terbaik di kelas. Alhamdulillah.

Kawan mari kita syukuri apapun keadaannya, agar kita memperoleh tambahan nikmat dari-Nya. Karena “Sesungguhnya bukanlah kebahagiaan yang akan membuat kita bersyukur tetapi bersyukurlah yang akan membuat kita bahagia.”  Wallahu ‘alam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement