REPUBLIKA.CO.ID,Masih lekat dibenak saya saat terjadinya tragedi Situ Gintung beberapa tahun lalu. Tragedi yang memakan ratusan korban jiwa. Sebenarnya apa yang menjadi penyebabnya? Bukankah karena memanng tanggulnya yang sudah rapuh dan tidak mampi menahan luapan air?
Tanggul Situ Gintung memang sudah tak lagi kuat menahan air. Tapi rupanya Allah memberikan peringatannya dibalik semua itu. Allah mengingatkan bagaimana tempat itu disalahgunakan. Setiap malam minggu muda-mudi berkumpul di Situ Gintung. Tak jarang mereka yang datang adalah sepasang kekasih. Mereka berkumpul dan bersenda gurau. Sekedar menghabiskan waktu bersama tak ada masalah. Yang menjadi masalah tak jarang mereka justru melewati batas.
Sekarang, Situ Gintung sudah kembali sinarnya. Tempat ini sudah bagus kembali. Setiap sore ramai dikunjungi oleh masyrakat untuk menikmati keindahannya. Tetapi hati masih terasa miris jika melihat keadaan itu saat menjelang malam. Tidak ada yang berubah soal memanfaatkan tempat itu. Muda-mudi masih menjadikan Situ Gintung sebagai tempat yang asyik untuk berpacaran. Bahkan kali ini lebih parah dari sebelum direnovasi. Mereka sudah tak lagi malu memamerkan kemesraan mereka di depan umum. Disepanjang jalan hampir selalu ada pasangan yang sedang berduaan.
Lebih dari itu, ketika pagi seperti biasa saya berolahraga, tempat itu masih ada beberapa pasangan yang masih berduaan. Waktu itu bertepatan dengan tahun baru.
Astagfirullah.. kemanakah rasa malu mereka? Tidakah mereka ingat bagaimana air bah beberapa tahun yang lalu menyapu tempat tersebut? Semoga Allah memberikan hidayah kepada mereka dan mengampuni kita semua. Aamiin Ya Rabb..
Penulis: Siti Syarah -- Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Jakarta