REPUBLIKA.CO.ID,CIPAYUNG -- Bagaikan dua sisi mata uang yang bertolak belakang, rasanya mampu menggambarkan sosok jurnalis. Dimana pada satu sisi ia dapat berarti dan sisi lain malah menghancurkan.
Seperti halnya karya jurnalistik yang dibuat oleh reporter Republika Online, Agung Sasongko yang mampu menggugah aparat kepolisian yang awalnya tidak melaksanakan tugasnya sebagaimana mestinya menjadi lebih sigap.
Ada pula sisi jurnalis yang bahkan malah menghancurkan institusi. Kasus kritikan DPR terhadap anggaran pemerintah yang dipublish media. Dampaknya, pemerintah menjadi minus di kalangan masyarakat. Padahal kinerja DPR pun buruk juga. Mereka melakukan praktik suap menyuap.
Namun bukan seorang jurnalislah yang hebat sampai dapat melakukan itu semua, tetapi karyanyalah yang dapat melakuan semua hal hebat itu. Pada dasarnya seorang jurnalis itu harus netral. Mereka tidak memihak di satu sisi, mereka tidak membela dari sisi manapun. Mereka hanyalah menyampaikan apa yang terjadi saat itu. Seorang jurnalis bukan menjadi penjahat atau pun pahlawan Negara. Jurnalis bukan hebat dalam dirinya, melainkan hebat dalam karyanya.
penulis: Aditya Akbar Mangun Baskoro (SMAN 9 Jakarta), Mohamad Rizaldi (SMA Trampil II), Riski Amelia (SMAI PB Soedirman), Weny Oktaviari (SMA Perguruan Rakyat 2)