Selasa 17 Jan 2023 08:23 WIB

Ikan Nelayan Keramba Jaring Apung Danau Ranau Mati Massal

Belum diketahui persis kematian mendadak massal ikan nila milik warga setempat.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Gita Amanda
 Ikan nelayan Keramba Jaring Apung (KJA) di Danau Ranau, Desa Keagungan, Kecamatan Lumbok Seminung, Kabupaten Lampung Barat, Lampung, mati massal, (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
Ikan nelayan Keramba Jaring Apung (KJA) di Danau Ranau, Desa Keagungan, Kecamatan Lumbok Seminung, Kabupaten Lampung Barat, Lampung, mati massal, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Ikan nelayan Keramba Jaring Apung (KJA) di Danau Ranau, Desa Keagungan, Kecamatan Lumbok Seminung, Kabupaten Lampung Barat, Lampung, mati massal hingga Senin (16/1/2023). Belum diketahui persis kematian mendadak massal ikan nila warga setempat.

Berdasarkan keterangan warga Lumbok Seminung, Senin (16/1/2023), kejadian ikan mati massal baru terjadi saat ini, setelah warga nelayan yang berusaha membuka KJA di Danau Ranau. Sejak dua hari terakhir, ikan-ikan dalam keramba nelayan mengapung mati secara massal dengan kondisi mulut terbuka.

“Belum tahu penyebabnya, hampir semua keramba warga ikannya mati mengambang,” kata Hendri, warga Lumbok Seminung.

Warga sekitar Danau Ranau yang memiliki usaha KJA sudah dilakukan sejak lama. Namun, menurut Hendri, kematian massal ikan nila yang dijual ke wilayah Lampung, Sumatra Selatan, Jakarta, dan Surabaya tersebut baru kali ini terjadi.

Menurut dia, dari satu keramba ukuran tujuh kali 14 meter tersebut dengan bibit ikan 20 ribuan ikan, hanya dapat diselamatkan ikan segar sekira 30 persen saja. Kematian ikan nila secara mendadak dalam jumlah besar tersebut telah merugikan nelayan atau pemilik keramba sekira Rp 1 miliar sampai Rp 5 miliar.

“Biasanya harga ikan nila Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu per kg,” ujarnya.

Kegiatan warga di Kecamatan Lumbok Seminung yang berada di Danau Ranau memanfaatkan air danau untuk membuat KJA. Danau Ranau ini berada di dua provinsi yakni Sumatra Selatan (Sumsel) dan Lampung, atau berbatasan Kabupaten Lampung Barat (Lampung) dan Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan (Sumsel).

Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Lampung Barat masih melakukan penyelidikan atas kematian massal ikan warga di Danau Ranau. Menurut Kepala Diskan Kamaludin, hasil sementara penyelidikan dugaan terjadi kenaikan kadar belerang, dan menurunkan kadar oksigen air danau.

Menurut dia, jumlah ikan yang mati masing-masing KJA setiap hari bertambah dengan volume mencapai ratusan ton. Sejumlah warga pemilik KJA masih menyelamatkan ikan-ikan yang masih hidup segar untuk segera dikonsumsi atau dijual.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement