Selasa 17 Jan 2023 13:39 WIB

Industri Halal Bakal Jadi Sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru

Investasi Malaysia menempati negara terbesar keenam di Indonesia, 4,6 miliar dolar AS

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Lida Puspaningtyas
Deputi Perbankan Syariah, Badan Ekonomi Syariah, Kadin Indonesia, Banjaran Surya Indrastomo, dalam Malaysia-Indonesia Halal Forum and Industry Engagement 2023, Selasa (17/1/2023).
Foto: tangkapan layar
Deputi Perbankan Syariah, Badan Ekonomi Syariah, Kadin Indonesia, Banjaran Surya Indrastomo, dalam Malaysia-Indonesia Halal Forum and Industry Engagement 2023, Selasa (17/1/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkembangan industri halal dunia diyakini dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru. Terutama, bagi Indonesia yang terus fokus mengembangan ekosistem halal di dalam negeri.

Deputi Perbankan Syariah, Badan Ekonomi Syariah, Kadin Indonesia, Banjaran Surya Indrastomo, menuturkan, Indonesia harus dapat lebih fokus pada produk-produk halal yang saat ini sudah dimiliki. Salah satunya dengan terus meningkatkan geliat industrialisasi dalam negeri.  

Baca Juga

"Kita dapat melihat bahwa halal dapat menjadi sumber pertumbuhan baru. Tapi tentu saja kita mencoba untuk fokus untuk lebih mempercepat industrialisasi," ujarnya Banjaran dalam Malaysia-Indonesia Halal Forum and Industry Engagement 2023, Selasa (17/1/2023).

Banjaran mencontohkan seperti yang dilakukan pemerintah dalam industrialisasi Nikel. Sejak 2014 lalu, pemerintah telah memulai upaya untuk bisa menumbuhkan industri besi dan baja. Seiring berjalannya waktu, dalam lima tahun, Indonesia yang semula bukan pengekspor baja terbesar kini menempati posisi ketiga terbesar di dunia.

Upaya industrialisasi itu dapat ditiru dalam mengembangan industri halal yang menghasilkan berbagai produk olahan halal. "Disitulah kami melihat ada nilai tambah yang kami peroleh dari bagaimana kami mengembangan industri," katanya.

Namun, untuk menuju itu dibutuhkan aliran investasi yang besar. Pengusaha Indonesia melihat Malaysia sebagai salah satu mitra dagang utama, termasuk dalam hal investasi. Tercatat, Malaysia saat ini menempati sebagai negara terbesar keenam yang berinvestasi di Indonesia dengan nilai 4,6 miliar dolar AS.

Dengan industri halal Malaysia yang juga terus berkembang, Banjaran pun mendorong ada kerja sama yang lebih antar kedua negara untuk memajukan industri halal bersama.

Bahkan bilaperlu Indonesia dan Malaysia bisa menciptakan merk halal Asia Tenggara yang nantinya bisa menjadi bagian dari rantai pasok global.

Ia mencontohkan, Indonesia memiliki sumber daya pertanian seperti kakao dan kopi yang besar. Sementara Malaysia memiliki industri pengolahan makanan. Kelebihan yang dimiliki ini bisa dimanfaatkan untuk peningkatan kerja sama dan berkolaborasi menciptakan rantai pasok industri halal di kawasan.

"Jika kita dapat mendorong lebih jauh untuk menyusun rantai pasokan halal, ini bisa membawa nilai tambah," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement