NYANTRI--Ketua Majelis Tinggi Pendidikan KAHMI Situ Zuhro menilai Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) telah mampu menunjukkan kematangannya sebagai kampus digital meskipun baru barusia dua tahun. Menurutnya di usia yang sangat muda ini perlu diikuti dengan kemampuan transformasi, berkelanjutan dan tumbuh lebih kuat menghadapi tantangan 4.0.
UICI menggelar Dies Natalis ke-2 di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Rabu (18/1). Sejumlah tokoh KAHMI hadir di acara tersebut di antaranya Presidium KAHMI Ahmad Doli Kurnia serta Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali.
“Perubahan tak bisa dihindari. Oleh karena itu transformasi menjadi tantangan. Kegigihan menjadi kata kunci transformasi,” kata Siti Zuhro dalam sambutannya.
Situ Zuhro bersyukur di saat sebagian besar aktifitas berhenti karena pandemi Covid, UICI tetap bertahan dan bertransformasi. Proses pembelajaran tetap berlangsung melalui digital. Menurut dunia digital saat ini merupakan sebuah keniscayaan. Ia ingin kelahiran UICI bukan sekadar sebagai tuntutan zaman melainkan juga sebuah keharusan.
“KAHMI menyampaikan penghargaan kepada UICI sehingga maju sampai saat ini. UICI telah membuktikan terus tumbuh dan berkontribusi dalam visi Keislaman dan Keindonesiaan untuk menjadikan universiras digital.
Presidium KAHMI Ahmad Doli Kurnia menambahkan saat ini seluruh dunia sedang mempersiapkan diri menatap masa depan baru. Indoenesia harus menyusun langkah masa depan di era digital ini. Oleh karena itu UICI diharapkan juga ikut terlibat mendesain bagaimana Indonesia ke depan.
KAHMI, kata Doli, sudah menjadikan UICI sebagai legacy dan proyek besar KAHMI dan Indonesia. Ia mendorong agar UICI ini terus berkembang karena belum tentu kelompok lain memiliki kampus dengan sistem digital seperti UICI.
“Perlu energi luar biasa supaya tumbuh sehat berkontribusi utk negara dan Islam. Ini bagian gerakan Keislaman Kemanusiaan Kemajuan dan pembangunan peradaban. UICI butuh sejarah maka kita buat,” ujarnya.