Kamis 19 Jan 2023 12:37 WIB

Ratusan Ribu Ton Pupuk Subsidi Siap Penuhi Kebutuhan Petani di Wilayah Barat

Stok pupuk subsidi ini cukup untuk memenuhi kebutuhan petani selama beberapa minggu..

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Jumlah stok pupuk subsidi per tanggal 17 Januari 2023 ini terdiri dari 193.032 ton pupuk jenis urea dan 162.281 ton pupuk jenis NPK.
Foto: Dok. PT Pupuk Indonesia
Jumlah stok pupuk subsidi per tanggal 17 Januari 2023 ini terdiri dari 193.032 ton pupuk jenis urea dan 162.281 ton pupuk jenis NPK.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pupuk Indonesia (Persero) telah menyiapkan stok pupuk bersubsidi di penjualan wilayah bagian Indonesia Barat sebesar 355.313 ton atau setara 143 persen dari ketentuan stok minimum yang ditetapkan pemerintah. Angka stok pupuk subsidi per 17 Januari 2023 ini terdiri dari 193.032 ton pupuk jenis urea dan 162.281 ton pupuk jenis NPK.

SVP PSO Wilayah Barat Pupuk Indonesia, Agus Susanto, mengatakan, stok pupuk subsidi tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan petani selama beberapa minggu ke depan, khususnya petani yang berada di 15 provinsi, mulai dari Aceh hingga Jawa Tengah. Agus menyampaikan, stok pupuk urea mencapai 193.032 ton atau setara dengan 130 persen terhadap ketentuan stok minimum (148.605 ton) yang diatur pemerintah, sementara stok pupuk NPK yang sebesar 162.281 ton setara 163 persen dari ketentuan stok yang sebesar 99.457 ton.

Baca Juga

"Total stok pupuk bersubsidi di penjualan wilayah Indonesia bagian barat cukup untuk memenuhi kebutuhan petani selama beberapa minggu ke depan," ujar Agus dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (19/1/2023).

Agus menjelaskan, pendistribusian stok pupuk bersubsidi ini akan dibagi sesuai alokasi di masing-masing penjualan, seperti penjualan wilayah 1 yaitu di Aceh sebesar 9.512 ton yang terdiri atas 4.082 ton urea dan 5.431 ton NPK, Sumatera Utara sebesar 31.125 ton yang terdiri atas 20.251 ton urea dan 10.874 ton NPK, Sumatera Barat sebesar 18.218 ton yang terdiri atas 8.361 ton urea dan 9.364 ton NPK, Riau sebesar 15.374 ton yang terdiri atas 6.010 ton urea dan 9.364 ton NPK, dan Kepulauan Riau sebesar 23 ton NPK.  

Penjualan Wilayah 2, lanjut Agus, yaitu di Jambi sebesar 10.922 ton yang terdiri atas 2.536 ton urea dan 8.386 ton NPK, Bengkulu sebesar 7.594 ton yang terdiri atas 1.792 ton urea dan 5.802 ton NPK, Sumatera Selatan sebesar 23.105 ton yang terdiri atas 12.976 ton urea dan 10.128 ton NPK, Bangka Belitung sebesar 5.859 ton yang terdiri atas 628 ton urea dan 5.231 ton NPK, dan Lampung sebesar 21.953 ton yang terdiri atas 11.717 ton urea dan 10.236 ton NPK. 

Penjualan wilayah 3A yaitu DKI Jakarta tidak terdapat stok, Banten sebesar 8.330 ton yang terdiri dari 6.454 ton urea dan 1.876 ton NPK, dan Jawa Barat sebesar 77.556 ton yang terdiri dari 45.256 ton urea dan 32.300 ton NPK. Selanjutnya penjualan wilayah 3B yaitu DI Yogyakarta sebesar 6.485 ton yang terdiri dari 3.845 ton urea dan 2.640 ton NPK dan Jawa Tengah sebesar 119.258 ton yang terdiri atas 69.124 ton urea dan 50.134 ton NPK.  

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement