REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Halimah, istri sekaligus mertua dari pelaku pembunuhan berantai, Wowon alias Aki dibunuh tujuh tahun lalu atau pada 2016. Halimah dibunuh oleh oleh rekan Wowon, bernama Solihin alias Duloh di Cianjur, Jawa Barat.
Halimah dikabarkan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Islam Karangtanjung, di Kampung Saar Mutiara, Desa Karangtanjung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Namun, Polda Metro Jaya masih menyelidiki kebenaran pengakuan dari salah satu pelaku Duloh.
"Masih dalam pemeriksaan oleh Penyidik terkait hal tersebut, pada keterangan pelaku yang di dapat oleh penyidik," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko saat dikonfirmasi, Ahad (22/1/2023).
Menurut Trunoyudo, dugaan Halimah dibunuh pada 2016 silam berdasarkan keterangan pelaku Duloh kepada penyidik. Namun pihaknya tidak hanya berdasarkan dari pengakuan tersangka. Setiap fakta yang diperoleh harus didapat bukti kebenarannya.
"Sementara keterangan pelaku seperti hal tersebut yang disampaikan kepada penyidik Dir Reskrimum Polda Metro Jaya," kata Trunoyudo.
Pelaku pembunuhan berantai memiliki enam istri, tiga di antaranya tewas dibunuh. Keenam istri itu masing-masing bernama Wiwin, Ende, Heni, Iis, Halimah, dan Ai Maemunah.
Nahas, tiga dari enam istrinya, yaitu Wiwin, Halimah dan Ai Maemunah tewas dibunuh. Uniknya, Halimah sendiri adalah ibu dari Ai Maemunah. Jadi sebelum menikah dengan Maemunah, Wowon lebih dulu menikahi Halimah.
Setelah Halimah tewas, Wowon menikahi Ai Maemunah dan juga dibunuh dengan diracun di Bantar Gebang, Jawa Barat. Kemudian istri Wowon yang bernama Wiwin juga tewas dibunuh. Jasad Wiwin dikubur satu lubang dengan ibunya bernama Noneng yang juga korban kebiadaban pelaku.
"Korban Halimah dan Ai Maemunah ini adalah istri siri. Ketiga istri Wowon semuanya dibunuh oleh Duloh," ungkap Trunoyudo.
Terungkapnya kasus pembunuhan berantai berawal satu keluarga yang ditemukan tidak sadarkan diri di rumah kontrakan kawasan Bantargebang, Bekasi pada Kamis (12/1/2023) lalu. Sebanyak lima orang korban satu di antaranya anak-anak mengalami keracunan setelah meminum kopi yang sudah dicampur racun. Kemudian tiga orang berinisial di antaranya dan dua korban lainnya masih dirawat di rumah sakit umum daerah (RSUD) Bantargebang.
Tiga orang yang tewas berinisial AM (35), RAM (21) dan MR (19). Dalam kasus ini, korban meninggal memiliki hubungan darah yakni ibu dan anak. Ketiganya tercatat sebagai warga Cianjur dan telah dimakamkan di kampung halamannya.