Senin 23 Jan 2023 12:12 WIB

Pakar Unpad Ungkap Pandemi Covid-19 Penyebab Kasus Campak Tinggi

Pada masa pandemi Covid-19 terjadi penurunan imunisasi campak kepada anak-anak.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Gita Amanda
Penyakit campak
Foto: Republika
Penyakit campak

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Pakar kesehatan Unpad menilai kasus campak di Indonesia yang tinggi dan ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB) campak oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) disebabkan pandemi Covid-19. Pada masa tersebut terjadi penurunan imunisasi campak kepada anak-anak.

"Karena pandemi Covid-19 awal-awal, maka sekarang 'panennya' (campak)," ujar Kepala Staf Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis Departemen Ilmu Kesehatan Anak Unpad dr Djatnika Setiabudi seperti dikutip dari laman unpad, Senin (23/1/2023).

Baca Juga

Ia mengatakan, kenaikan kasus campak salah satunya dipengaruhi pandemi Covid-19. Pada awal pandemi terjadi penurunan cakupan imunisasi kepada anak-anak sehingga menurunkan herd immunity di masyarakat.

Sebelum pandemi, Djatnika mengatakan, penyebaran kasus campak dapat dikendalikan. Kasus tersebut relatif bersifat sporadis dan bukan wabah atau KLB.

Ia pun menduga, kenaikan kasus campak salah satunya lagi dipengaruhi banyaknya yang menolak diimunisasi campak. Campak diketahui sebagai penyakit menular dan jika tidak memiliki ketahanan tubuh bisa terinfeksi sebesar 90 persen.

Mereka yang belum divaksin pun rentan terkena campak. Bahkan dampaknya bagi yang belum diimunisasi rentan mengalami penyakit lain seperti pneumonia, radang otak hingga gizi buruk.

Djatnika mengatakan, pemberikan vaksin campak penting untuk meningkatkan kekebalan kembali. Kemenkes telah menyiapkan imunisasi campak bagi anak usia sembilan bulan, 18 bulan dan anak kelas satu SD. "Tidak ada istilah terlambat untuk diimunisasi, bagi yang belum divaksin segera divaksin," katanya

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan mencatat, peningkatan kasus campak di Indonesia sepanjang 2022. Sebanyak 3.341 infeksi dilaporkan, jumlah ini melonjak 32 kali lipat dari tahun sebelumnya yakni sekitar 200 kasus.

Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan Prima Yosephine mengatakan, salah satu penyebab melonjaknya kasus campak lantaran cakupan vaksinasi campak dalam dua tahun terakhir yang merosot tajam. Diketahui, pandemi Covid-19 dalam dua tahun terakhir memberikan pengaruh besar pada kekhawatiran orang tua membawa pergi anaknya ke luar rumah.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَهُوَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ وَّكَانَ عَرْشُهٗ عَلَى الْمَاۤءِ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا ۗوَلَىِٕنْ قُلْتَ اِنَّكُمْ مَّبْعُوْثُوْنَ مِنْۢ بَعْدِ الْمَوْتِ لَيَقُوْلَنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِنْ هٰذَٓا اِلَّا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ
Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan ‘Arsy-Nya di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya. Jika engkau berkata (kepada penduduk Mekah), “Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan setelah mati,” niscaya orang kafir itu akan berkata, “Ini hanyalah sihir yang nyata.”

(QS. Hud ayat 7)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement