Selasa 24 Jan 2023 10:21 WIB

Antisipasi Resesi, Spotify PHK Enam Persen Tenaga Kerja 

PHK besar-besaran mengharuskan Spotify mengeluarkan biaya hingga 50 juta dolar AS.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
 Ilustrasi ikon aplikasi Spotify. Spotify Technology SA berencana memangkas enam persen dari total tenaga kerja.
Foto: EPA-EFE/MATTIA SEDDA
Ilustrasi ikon aplikasi Spotify. Spotify Technology SA berencana memangkas enam persen dari total tenaga kerja.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Spotify Technology SA berencana memangkas enam persen dari total tenaga kerja. PHK besar-besaran mengharuskan Spotify mengeluarkan biaya hingga 50 juta dolar AS merupakan bagian dalam menghadapi kemungkinan resesi. Spotify memiliki sekitar 9.800 karyawan tetap pada 30 September 2022.

Industri teknologi memang tengah menghadapi penurunan permintaan. Hal ini berbanding terbalik pada dua tahun terakhir saat pandemi yang mana mencatatkan pertumbuhan dan mempekerjakan banyak tenaga kerja secara agresif. 

Baca Juga

Kondisi tersebut menyebabkan perusahaan teknologi, mulai dari Meta Platforms Inc hingga Microsoft Corp kehilangan ribuan pekerja. Chief Executive Spotify Daniel Elk mengatakan upaya perusahaan yang telah melakukan upaya yang cukup besar untuk mengendalikan biaya selama beberapa bulan terakhir belum cukup dalam menstabilkan kondisi keuangan perusahaan.

"Saya terlalu ambisius dalam berinvestasi sebelum pertumbuhan pendapatan kami," ujar Elk yang mengumumkan sekitar 600 PHK seperti dilansir Republika dari Reuters pada Selasa (24/1/2023).

Pengeluaran operasional Spotify tumbuh dua kali lipat dibandingkan kecepatan pendapatannya tahun lalu. Perusahaan streaming audio tersebut secara agresif menggelontorkan uang ke bisnis podcast-nya, yang lebih menarik bagi pengiklan karena tingkat keterlibatan yang lebih tinggi. 

Pada saat yang sama, bisnis menarik kembali belanja iklan di platform, mencerminkan tren yang terlihat di Meta dan induk Google Alphabet Inc, karena kenaikan suku bunga yang cepat dan dampak dari perang Rusia-Ukraina yang kian menekan perekonomian global.

Perusahaan, yang sahamnya naik lebih dari tiga persen dalam perdagangan premarket, sekarang merestrukturisasi diri dalam upaya memangkas biaya dan menyesuaikan diri dengan gambaran ekonomi yang memburuk. 

Kepala Konten dan Periklanan Spotify Dawn Ostroff memutuskan keluar dari Spotify setelah bekerja selama lebih dari empat tahun di perusahaan tersebut. Ostroff membantu membentuk bisnis podcast Spotify dan menangani krisis saat Joe Rogan diduga menyebarkan informasi yang salah tentang Covid-19.

Spotify menunjuk Alex Norström, kepala bisnis Freemium, bos penelitian dan pengembangan, serta Gustav Söderström sebagai co-president

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement