REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Telah menjadi takdir bagi manusia digoda oleh setan, sebab sebelum hari akhir tiba maka setan akan terus menggoda dan menjerumuskan manusia. Lantas apa hikmah yang dapat dipetik dari diciptakannya setan bagi manusia?
Ibnu Athaillah dalam kitab Al-Hikam mengatakan, “Idza alimat anna as-syaithana laa yughfalu anka falaa taghful anta amman naashiyatuka biyadih,”. Yang artinya, “Jika engkau tahu bahwa setan tidak pernah lupa padamu, maka jangan sampai engkau lupa pada Dzat yang menggenggam nasibmu dalam kekuasaan-Nya,”.
Allah menjadikan setan sebagai musuh manusia agar manusia benci kepadanya dan berlindung hanya pada Allah SWT. Dan setan juga tetap menggerakkan nafsu manusia, namun manusia harus terus berikhtiar selalu berusaha menghadap pada-Nya.
Menurut Ibnu Athaillah, jika manusia lupa berdzikir kepada Allah maka setan akan membisikinya. Sebaliknya, jika manusia berdzikir maka setan akan mundur dan menutup diri. Oleh karena itu, manusia agar selalu ingat kepada Dzat yang menentukan nasib, yakni Allah SWT.
Mengenai hal ini, Allah SWT berfirman dalam Alquran Surah An-Nahl ayat 99, “Innahu laisa lahu sulthanun alalladzina aamanu wa ala Rabbihim yatawakkalun,”. Yang artinya, “Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhannya,”.
Yang mana itu artinya, seseorang memiliki sifat-sifat keimanan, ubudiyah, tawakal, dan selalu berlindung kepada Allah. Sehingga, kata Ibnu Athaillah, Allah senantiasa akan menolongnya dalam mengalahkan musuh.