REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Holding Pertahanan atau Defend ID pada tahun 2022 mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 19,7 triliun. Pendapatan ini mendorong perolehan laba bersih sebesar Rp 483,14 miliar.
Direktur Utama LEN Industri Holding Pertahanan, Bobby Rasyidin menjelaskan, capaian kinerja pada 2022 memang lebih baik dari realisasi 2021. Meski begitu, angka itu masih di bawah target RKAP yang ditentukan. Bobby memerinci, dalam RKAP 2022, pendapatan ditargetkan mencapai Rp 20,7 triliun.
"Realisasi pada 2022 memang tumbuh dibandingkan realisasi 2021. Untuk laba saja kita tumbuh 198 persen dari realisasi 2021," ujar Bobby dalam RDP di Komisi VI DPR, Rabu (25/1/2023).
Bobby memerinci pendapatan usaha yang diperoleh oleh holding pertahanan ditopang dari penjualan produk pertahanan sebesar Rp 9,94 triliun. Sedangkan untuk penjualan produk nonpertahanan mencapai Rp 9,76 triliun.
"Pada tahun lalu, penjualan senjata, produk kapal perang pesawat terbang dan helikopter menjadi salah satu yang cukup tumbuh pada tahun lalu," ujar Bobby.
Ia menjelaskan, sejak terbentuk jadi holding, Defend ID akan meningkatkan penetrasi ke pasar global. Untuk itu, peningkatan teknologi menjadi salah satu fokus holding pada tahun ini.
"Untuk pencapaian penguasaan teknologi dan kemandirian teknologi dan pasar global, kita kerjasama dengan global. Hal ini juga kami lakukan sekaligus untuk peningkatan pasar ekspor," ujar Bobby.