Rabu 25 Jan 2023 19:23 WIB

Lapangan JTB Mulai Alirkan Gas ke Petrokimia Gresik

Rekind berhasil mendukung penyaluran gas bumi melalui proyek Jambaran-Tiung Biru.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Perjuangan dan pengorbanan yang disematkan PT Rekayasa Industri (Rekind) melalui kerja keras, inovasi, dan komitmen kuatnya di Proyek Pengembangan Gas Lapangan Unitisasi Jambaran-Tiung Biru (JTB) mulai menuai hasil positif.
Foto: Pupuk Indonesia
Perjuangan dan pengorbanan yang disematkan PT Rekayasa Industri (Rekind) melalui kerja keras, inovasi, dan komitmen kuatnya di Proyek Pengembangan Gas Lapangan Unitisasi Jambaran-Tiung Biru (JTB) mulai menuai hasil positif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak usaha Pupuk Indonesia Holding Company, PT Rekayasa Industri (Rekind) berhasil menyalurkan gas bumi melalui proyek pengembangan gas lapangan unitisasi Jambaran-Tiung Biru (JTB). Direktur Utama Rekind Triyani Utaminingsih mengatakan, penyaluran gas bumi dari lapangan unitisasi  JTB mulai mengalir perdana ke PT Petrokimia Gresik (PKG), Jawa Timur, sejak awal pekan ini.

"Hal ini memberikan rasa bangga tersendiri bagi kami keluarga besar Rekind yang berkontribusi aktif dalam membangun proyek pengembangan gas lapangan JTB," ujar perempuan yang akrab disapa Yani dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (25/1/2023).

Baca Juga

Yani menyebut, PKG akan menyerap gas bumi sebesar 15-17 MMSCFD. Dalam penyaluran gas dari lapangan JTB, ucap Yani, aliran gas ini memanfaatkan Pipa Transmisi Gresik-Semarang yang dikelola oleh afiliasi subholding gas yaitu PT Pertamina Gas (Pertagas).

Yani menyampaikan, proyek strategis nasional (PSN) tersebut menjadi salah satu penghasil gas terbesar di Indonesia. Yani mengatakan JTB mampu menghasilkan penjualan gas sebesar 192 MMSCFD atau melampaui target pemerintah yang sebesar 172 MMSCFD.

"Artinya, ada selisih tambahan keuntungan untuk negara sebesar 20 MMSCFD. Sedikit gambaran, 1 MMSCFD setara dengan kurang lebih 25 ribu liter BBM. Kalau 20 MMSCFD berarti ada sekitar 500 ribu liter per hari sebagai bentuk sumbangsih Rekind dalam meningkatkan pendapatan negara," ucap Yani.

Yani menyampaikan, capital expenditure (capex) atau pengeluaran modal proyek JTB lebih rendah dari beberapa proyek besar pupuk hingga migas yang dibangun di Indonesia. Yani mengatakan proyek pemurnian gas melalui konsorsium Rekind-JGC ini mampu mengurangi pengeluaran modal sebesar 200 juta dolar AS.

"Sebagai perbandingan, dalam pembangunan pabrik pupuk, Rekind juga mampu memberikan harga yang lebih murah dibandingkan dengan pesaingnya, seperti pada proyek Pusri IIB, yang mana konsorsium Rekind-Toyo mampu menekan nilai proyek hingga 45 juta dolar AS dibandingkan harga kompetitor," lanjut Yani.

Selain menggandeng tenaga kerja lokal, Yani mengatakan, Rekind menunjuk 268 vendor lokal dengan nilai kontrak Rp 3,25 triliun untuk proyek JTB. Yani menyebut perusahaan mampu menghasilkan nilai TKDN 40,69 persen atau lebih tinggi dari komitmen awal yang hanya 40,03 persen.

"Melalui kompetensi, komitmen dan inovasi yang kami kembangkan, Rekind selalu siap mendukung penuh pemerintah guna mewujudkan harapan bagi peningkatan  pertumbuhan ekonomi nasional dan menciptakan ketahanan energi dan ketahanan pangan bangsa," ujar Yani.

Rekind, lanjut Yani, konsisten dan fokus agar bisa memberikan yang hasil terbaik dalam setiap penugasan yang diberikan. Yani menyampaikan, seluruh pekerjaan dilakukan saksama secara maksimal dan profesional melalui penerapan inovasi, mulai dari proses perancangan hingga membangun infrastruktur berteknologi serta memiliki tingkat kesulitan tinggi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement