REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memberikan anugerah kepada Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo dalam acara Anugerah Satu Abad NU yang digelar di Teater Tanah Airku, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Selasa (31/1/2023) malam. Piala penghargaan diberikan secara simbolis oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas kepada Pengasuh Ponpes Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo, KHR Ahmad Azaim Ibrahimy.
Kiai Azaim sendiri merupakan pengasuh keempat. Pengasuh Ponpes Salafiyah Syafi'iyah sebelumnya adalah KHR Ahmad Fawaid As'ad, KHR As'ad Syamsul Arifin, dan KHR Syamsul Arifin. Pesantren ini didirikan oleh KHR Syamsul Arifin pada 1908 M, sehingga usianya sudah mencapai 115 tahun atau lebih dari satu abad.
Ponpes Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo selama ini telah dinilai banyak berkontribusi untuk NU, agama, maupun bangsa. Pesantren ini pernah menjadi tempat Muktamar ke-27 NU pada 1984 dan lokasi Munas Alim Ulama pada 1983. Di pesantren ini lah lahir keputusan NU kembali ke khittah 1926 dan penetapan Pancasila sebagai asas tunggal dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Selain memberikan penghargaan kepada Ponpes Salafiyah Syafi'iyah, PBNU juga memberikan anugerah kepada pesantren lainnya yang berusia satu abad atau lebih. Seluruhnya ada 68 pesantren yang diberikan penghargaan di Malam Anugerah Satu Abad ini.
Rais Syuriah PBNU, KH Cholil Nafis mengatakan, dalam momentum Peringatan Harlah Satu Abad NU ini, PBNU memberikan apresiasi kepada pesantren-pesantren yang berusia satu abad atau lebih.
"Kita NU mengapresiasi kepada pesantren yang berusia satu abad karena kita sedang merayakan satu abad. Selain itu, dalam hadits disebutkan bahwa per satu abad ada yang memperbaharui agamanya," ujar Kiai Cholil kepada Republika di sela-sela acara.
Menurut Kiai Cholil, pesantren-pesantren yang telah berusia satu abad tersebut tentu juga telah banyak melahirkan pejuang kemerdekaan. Bahkan, menurut Kiai Cholil, insan pesantren turut ambil bagian dalam mendirikan bangsa ini.
"Dan kalau sudah satu abad pastilah dia juga ikut mendirikan NU. Karena usia NU baru satu abad. Berarti barengan atau lebih dulu, sehingga dia cikal bakal NU juga," ucap Kiai Cholil.
Karena itu, tambah dia, NU memberikan penghargaan sebagai ucapakan terimakasih kepada pesantren, termasuk Ponpes Salafiyah Sukorejo Situbondo. Apalagi, menurut dia, pesantren dengan NU itu bagaikan satu ruang yang sama.
"Mungkin meskipun sekarang sudah mulai banyak yang mirip-mirip pesantren atau boarding school itu, tapi kan orang masih menganggap bahwa pesantren ini adalah cikal bakalnya NU dan ciri khasnya NU," kata Kiai Cholil.