Jumat 03 Feb 2023 17:46 WIB

Israel Protes AS Berikan Artefak ke Palestina

AS menyerahkan sebuah artefak kepada Kementerian Pariwisata dan Purbakala Palestina.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Sebuah sendok dupa gading berusia 2.700 tahun dijarah dari sebuah situs di Tepi Barat yang diduduki — disita pada akhir 2021 oleh kantor Kejaksaan Distrik Manhattan sebagai bagian dari kesepakatan pembelaan dengan manajer dana lindung nilai miliarder Michael Steinhardt, dipajang di Kementerian Pariwisata Palestina dan Purbakala di kota Bethlehem, Tepi Barat, Kamis, 19 Januari 2023.
Foto: AP Photo/ Maya Alleruzzo
Sebuah sendok dupa gading berusia 2.700 tahun dijarah dari sebuah situs di Tepi Barat yang diduduki — disita pada akhir 2021 oleh kantor Kejaksaan Distrik Manhattan sebagai bagian dari kesepakatan pembelaan dengan manajer dana lindung nilai miliarder Michael Steinhardt, dipajang di Kementerian Pariwisata Palestina dan Purbakala di kota Bethlehem, Tepi Barat, Kamis, 19 Januari 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, BETHLEHEM -- Sendok gading berusia 2.700 tahun yang baru-baru ini dipulangkan ke Otoritas Palestina (PA) dari Amerika Serikat (AS) telah memicu perselisihan. Pemerintah sayap kanan Israel memprotes atas warisan budaya tersebut.

Perselisihan ini menyoroti kepekaan politik seputar arkeologi di Timur Tengah. Warga Israel dan Palestina masing-masing menggunakan artefak kuno untuk mendukung klaim atas Tepi Barat.

Baca Juga

Menteri Warisan Ultranasionalis Israel Amihai Eliyahu telah memerintahkan para pejabat untuk memeriksa legalitas repatriasi bersejarah pemerintah AS atas artefak tersebut ke warga Palestina awal bulan ini. Dia menyerukan pencaplokan arkeologi di wilayah pendudukan Tepi Barat.

Sejak menjabat, Eliyahu menuduh PA melakukan terorisme nasional dan menghapus warisan di sebuah situs arkeologi di daerah yang dikuasai Palestina di dekat kota Nablus, Tepi Barat. Awal pekan ini, Eliyahu mengatakan, akan memberi Otoritas Kepurbakalaan Israel kendali penuh atas situs arkeologi, warisan budaya, dan pencegahan pencurian di Tepi Barat. Langkah ini menurut para kritikus akan menerapkan hukum Israel atas wilayah pendudukan yang melanggar hukum internasional.

Artefak berbentuk sendok kosmetik yang terbuat dari gading dan diyakini telah dijarah dari sebuah situs di Tepi Barat telah disita pada akhir 2021 oleh kantor Kejaksaan Distrik Manhattan. Penyitaan ini sebagai bagian dari kesepakatan dengan manajer dana lindung nilai miliarder New York Michael Steinhardt.

Sendok itu adalah salah satu dari 180 artefak yang dijarah dan dibeli secara ilegal oleh Steinhardt. Dia menyerahkannya sebagai bagian dari kesepakatan untuk menghindari penuntutan.

Para pejabat AS menyerahkan sebuah artefak kepada Kementerian Pariwisata dan Purbakala Palestina pada 5 Januari. Kantor Urusan Palestina Departemen Luar Negeri AS mengatakan, langkah itu sebagai upaya pertama repatriasi semacam itu oleh AS ke Palestina.

Lusinan artefak Steinhardt yang diserahkan telah dipulangkan ke Italia, Bulgaria, Yunani, Turki, Yordania, Libya, dan Israel. Sendok ini adalah barang pertama dan satu-satunya yang pernah dipulangkan ke Palestina.

Pemulangan bertepatan dengan minggu-minggu pertama pemerintahan baru Israel. Kantor Eliyahu mengatakan pekan lalu, bahwa legalitas repatriasi “sedang diperiksa oleh petugas staf arkeologi dengan penasihat hukum, yang akan memeriksa semua aspek masalah, termasuk Kesepakatan Oslo yang telah ditandatangani AS.”

Kasus ini menggarisbawahi bagaimana arkeologi dan warisan budaya saling terkait dengan klaim yang bersaing antara Israel dan Palestina dalam konflik selama puluhan tahun. "Artefak apa pun yang kami ketahui keluar secara ilegal dari Palestina, kami berhak mendapatkannya kembali. Setiap artefak menceritakan kisah dari sejarah negeri ini," kata direktur jenderal penggalian dan museum di Kementerian Pariwisata dan Purbakala Palestina Jihad Yassin.

Kementerian Pariwisata dan Purbakala Palestina adalah bagian dari PA. PA merupakan pemerintah yang didirikan sebagai bagian dari Kesepakatan Oslo pada 1990-an yang menjalankan otonomi terbatas di beberapa bagian Tepi Barat yang diduduki Israel. Perjanjian antara Israel dan Palestina itu seharusnya mencakup koordinasi dalam berbagai masalah, termasuk arkeologi dan warisan budaya.

Tapi sebagian besar perjanjian telah terurai. Yassin mengatakan, bahwa komite arkeologi belum pernah bertemu selama sekitar dua dekade. Hampir tidak ada koordinasi antara Israel dan Palestina mengenai pencegahan pencurian barang antik di Tepi Barat.

“Kami berusaha melakukan yang terbaik untuk melindungi situs arkeologi ini, tetapi kami menghadapi kesulitan,” kata Yassin.

Yassin mengatakan, sekitar 60 persen dari situs arkeologi Tepi Barat berada di wilayah di bawah kendali penuh militer Israel. Pekerja pencegahan pencurian berhasil mengendalikan dalam persentase tinggi penjarahan di daerah-daerah di bawah kendali PA. Yassin menyatakan, banyak artefak ilegal yang masuk ke pasar barang antik legal Israel dijarah dari Tepi Barat.

Artefak lain yang diyakini telah dijarah dari kota yang sama, Jimat Ikan Matahari Carnelian Merah (yang) berasal dari sekitar 600 SM masih hilang. Steinhardt belum menemukan barang itu, tetapi jika ditemukan, barang itu akan dipulangkan ke Palestina. 

 

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement