Jumat 03 Feb 2023 20:15 WIB

Pandu: Mandat Vaksinasi di Masa Transisi untuk Tekan Angka Kematian Hingga Titik Terendah

Per 2 Februari 2023, angka kematian pasien Covid-19 masih terjadi di Indonesia.

Pegawai mengikuti vaksinasi Covid-19 penguat kedua di Bangsal Wiyata Praja, Komplek Kepatihan, Yogyakarta, Kamis (2/2/2023). Hingga akhir 2022 cakupan vaksinasi penguat mencapai 121 persen. Sedangkan vaksinasi penguat kedua baru 24,7 persen untuk tenaga kesehatan dan lansia.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pegawai mengikuti vaksinasi Covid-19 penguat kedua di Bangsal Wiyata Praja, Komplek Kepatihan, Yogyakarta, Kamis (2/2/2023). Hingga akhir 2022 cakupan vaksinasi penguat mencapai 121 persen. Sedangkan vaksinasi penguat kedua baru 24,7 persen untuk tenaga kesehatan dan lansia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM-UI) Pandu Riono mengemukakan mandat program vaksinasi Covid-19 di tengah masa transisi menuju endemi adalah menekan angka kematian hingga titik terendah. Menurut Pandu, analisis tentang penurunan kadar perlindungan vaksin Covid-19 dalam enam bulan tidak terbukti dalam studi Serologi Survei (Serosurvei) antibodi di Indonesia.

"Sekarang, mandatnya adalah menekan kematian sampai serendah-rendahnya. Saat ini tidak ada pasien Covid-19 yang sampai masuk rumah sakit, tapi bukan berarti tidak ada yang sakit," kata Pandu Riono dalam konferensi pers Serologi Nasional 2023 di Gedung Kemenkes RI Jakarta, Jumat (3/2/2023).

Baca Juga

Menurut Pandu, mereka yang jatuh sakit akibat SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 umumnya bergejala ringan karena punya imunitas tubuh, baik dari infeksi alami maupun program vaksinasi Covid-19 pemerintah. Ia mencontohkan, situasi itu dialami tiga orang yang terkonfirmasi mutasi virus terbaru Subvarian Omicron XBB.1.5 atau Kraken di Indonesia.

"Kasus yang kemarin heboh, Kraken, gejalanya ringan. Sementara di negara lain sampai memicu lonjakan kasus. Kenapa di Indonesia, kok, tenang-tenang saja, di negara lain tinggi, itu karena imunitas kita," katanya.

Kementerian Kesehatan RI melaporkan, per 2 Februari 2023, angka kematian pasien Covid-19 masih terjadi di Indonesia. Dalam kurun dua pekan terakhir, tercatat sebanyak lima jiwa.

Tim serosurvei sekaligus Epidemiolog dari FKM UI Iwan Ariawan mengatakan, kadar antibodi yang tinggi di masyarakat saat ini bermanfaat untuk mencegah sakit yang berat maupun kematian.

"Ada analisis dari kasus Covid-19 di Indonesia, menunjukkan risiko kematian paling rendah ada pada mereka yang sudah memperoleh booster. Tidak masalah vaksin boosternya apapun, itu risiko kematiannya turun cukup jauh," katanya.

Namun, dari studi serosurvei dan analisis kematian itu, kata Iwan, sangat jelas bahwa vaksinasi masih menjadi hal penting untuk dipenuhi oleh masyarakat. "Infeksi bisa tetap terjadi, karena dalam kondisi sekarang kita tidak mungkin melenyapkan SARS-CoV-2" katanya.

Sebelumnya, hasil serosurvei nasional per Januari 2023 menunjukkan cakupan dan level imunitas penduduk di Indonesia tinggi, dengan proporsi 99 persen atau naik dari periode Juli 2022 berkisar 98 persen. Level antibodi yang dimiliki masyarakat dilaporkan meningkat sebesar 1,5 kali sejak Juli 2022 sebesar 2.095 menjadi 3.207.

 

photo
Vaksin booster Covid-19 - (Republika)

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement