REPUBLIKA.CO.ID, KOPENHAGEN -- Norwegia akan mendonasikan 75 miliar kroner atau 7,3 miliar dolar AS ke Kiev sebagai bagian dari paket dukungan lima tahun. Langkah ini akan menjadikan negara Skandinavia itu sebagai salah satu donor terbesar dunia untuk Ukraina.
Perdana Menteri Jonas Gahr Støre pada Senin (6/2/2023) mengatakan, donasi itu akan dibagi rata antara bantuan militer dan kemanusiaan selama lima tahun. Donasi akan diberikan secara bertahap sebesar 15 miliar kroner atau 1,5 miliar dolar AS setiap tahun. Paket bantuan yang diusulkan akan diajukan melalui pemungutan suara di parlemen. Norwegia telah memberikan bantuan senilai lebih dari 10 miliar kroner atau 1 miliar dolar AS yang mencakup bantuan sipil dan militer tahun lalu.
"Ini akan mengarah pada peningkatan penggunaan uang minyak," kata Gahr Støre.
Gahr Støre menambahkan, dia berharap "mayoritas besar" di parlemen Norwegia akan menyetujui paket bantuan tersebut. Mayoritas parlemen diperkirakan akan menyetujui proposal tersebut.
"Mendukung Ukraina berarti mendukung rakyat yang mengalami perang, tetapi juga mendukung keamanan mendasar kami," kata Gahr Støre dalam konferensi pers.
"Kami menunjukkan kepada Ukraina bahwa kami akan mendukung mereka untuk waktu yang lama, dan merencanakan dengan lebih baik sehingga donasi digunakan di tempat yang paling membutuhkan," ujar Gahr Store.
Pada konferensi Senin pagi di Oslo, Gahr Støre berbicara tentang Tirai Besi baru yang memisahkan timur dan barat. "Implikasi untuk Eropa sulit ditaksir terlalu tinggi. Rusia dalam isolasi yang dipaksakan sendiri adalah berita buruk bagi kami," ujarnya.
Pemerintah di Oslo juga mengusulkan untuk meningkatkan bantuan ke Ukraina sebesar 5 miliar kroner atau 490 juta dolar AS. Uang itu harus digunakan untuk bantuan kemanusiaan dan makanan.
Pekan lalu, pemerintah Norwegia mengatakan bahwa keuntungan minyak harus digunakan untuk mendanai lebih banyak bantuan ke Ukraina. Norwegia adalah salah satu pengekspor bahan bakar fosil terbesar di Eropa dan konflik di Ukraina telah meningkatkan pendapatan gasnya.
Namun, Norwegia telah menangkis tuduhan bahwa mereka mendapat untung dari perang di Ukraina. Serbuan negara-negara Eropa untuk mengamankan sumber energi alternatif setelah invasi Rusia ke Ukraina secara dramatis meningkatkan permintaan, serta harga minyak dan gas Norwegia.
Pekan lalu, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan, dukungan ekonomi, kemanusiaan, dan militer Uni Eropa untuk Ukraina mencapai hampir 50 miliar euro. Awal bulan ini, Uni Eropa mengatakan akan menjatuhkan paket sanksi ke-10 terhadap Rusia. Sanksi ini akan menargetkan teknologi yang digunakan oleh mesin perang Rusia.