Selasa 07 Feb 2023 21:05 WIB

Kasus Baru Gagal Ginjal Akut, Pakar: Ini Bukti Deteksi Dini Masih Lemah

Deteksi yang lemah menyebabkan setiap kasus tidak bisa termonitoring dengan baik.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Temuan kasus baru gagal ginjal akut menjadi bukti lemahnya deteksi dini kesehatan. (ilustrasi)
Foto: Republika.co.id
Temuan kasus baru gagal ginjal akut menjadi bukti lemahnya deteksi dini kesehatan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar keamanan dan ketahanan kesehatan global Griffith University Australia Dicky Budiman menyatakan, temuan kasus baru gagal ginjal akut menjadi bukti lemahnya deteksi dini kesehatan. Menurut dia, ini alasan klasik dari dulu yang tidak pernah diperbaiki.

"Artinya, belum ada komitmen yang kuat untuk memperbaiki regulasi. Tidak seperti semangat melakukan revisi atau membuat regulasi baru di sektor lain," kata Dicky  Selasa (7/2/2023).

Baca Juga

Dicky mengatakan, deteksi yang lemah berpotensi memicu temuan kasus baru lain yang serupa ataupun serupa dalam bentuk yang tidak sama sesuai dengan logika ilmiah. Terlebih kasus gagal ginjal akut berbicara terkait obat yang diedarkan secara bebas pada masyarakat.

Dengan adanya deteksi yang lemah, setiap kasus tidak bisa termonitoring dengan baik. Dia menilai hal tersebut sangat berbahaya, sebab satu kasus yang ditemukan bisa menggambarkan seperti apa fenomena gunung es yang sebenarnya ada dalam masyarakat.

Dicky menilai sistem deteksi semua penyakit di Indonesia, tidak banyak berubah dalam 20 hingga 30 terakhir. Dalam konteks memastikan tiap obat maupun makanan yang aman dan berkualitas saja, Indonesia masih lemah bahkan hanya dalam skala ASEAN.

Seharusnya, kata dia, kembali ditemukannya kasus gagal ginjal akut pada anak dijadikan sebagai pembelajaran berharga sekaligus momentum memperbaiki regulasi kesehatan yang masih lemah. Hal ini sangat penting dilakukan sebagai bentuk kepedulian pemerintah atas kualitas kesehatan masyarakat.

"Pendekatan kita harus berbasis sains, bukan politik ekonomi karena itu masalah besar. Jika tidak, ini tidak akan menyelesaikan masalah bahkan bisa melahirkan masalah baru," ujarnya.

Menurut dia, Presiden Joko Widodo sudah menyampaikan bahwa fokus dalam penanganan wabah ataupun kasus sebuah penyakit yang tidak biasa harus selalu diselesaikan dengan berbasis sains. Oleh karena itu, Dicky meminta pemerintah mencari cara dengan menggandeng stakeholder untuk memperkuat deteksi dini sekaligus mengidentifikasi masalah secara lebih mendetil dengan mengesampingkan terlebih dahulu masalah politik atau ekonomi.

Dia juga menyarankan pemerintah segera menetapkan status gagal ginjal akut sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Dengan tujuan semua regulasi, penanganan, dan pergerakan dari pusat hingga daerah dapat dilakukan secara serentak dan merata.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement