JAKARTA -- Di Indonesia, Xiaomi memang terkenal dengan ponsel pintarnya. Akan tetapi, jangan kaget, karena saat ini perusahaan asal Negeri Bambu itu dikabarkan sedang mengembangkan dua model kendaraan listrik (electric vehicle/EV).
Dilansir dari Arena EV, model pertama yang dibuat pabrikan asal China itu dimaksudkan untuk bersaing dengan sedan Model 3 buatan Tesla. Model pertama, dengan nama kode "Modena", dikatakan akan memiliki bodi yang lebih besar dan lebih bertenaga ketimbang Tesla. Untuk harganya, diperkirakan dibanderol dengan nilai yang sama dengan XPeng's P7.
"Perusahaan dikatakan sedang mempertimbangkan dua versi kendaraan yang berbeda, satu dengan harga mulai antara RMB 260 ribu dan RMB 300 ribu (38 ribu dolar AS hingga 43,6 ribu dolar AS) dan yang lainnya dengan harga mulai dari RMB 350 ribu (51,6 ribu dolar AS)," tulis Arena EV, dilansir pada Rabu (8/2/2023).
Model yang lebih terjangkau diperkirakan akan ditenagai oleh paket baterai lithium besi fosfat 400V BYD standar dan dijual ke masyarakat umum. Produk ini juga akan menampilkan banyak sensor yang dikembangkan dalam kemitraan dengan perusahaan Jerman Continental. Termasuk kamera dan radar lima mmWave yang serupa dengan yang digunakan Li Auto Li ONE 2021.
Sementara itu, varian dengan harga lebih tinggi akan diproduksi dengan arsitektur 800V tegangan tinggi dan akan menggunakan baterai Qilin CATL. Baterai ini dapat diisi dari 0 hingga 80 persen hanya dalam 15 menit. Mobil ini juga akan dilengkapi dengan prosesor Orin X dari Nvidia, serta LiDAR, dan algoritma yang dikembangkan oleh Xiaomi.
Dilaporkan juga bahwa dua versi EV itu akan memiliki kokpit pintar yang ditenagai oleh prosesor Qualcomm 8295. Ini pertama kalinya digunakan untuk Jidu ROBO-01 pada akhir tahun ini.
Sementara itu, kendaraan produksi kedua Xiaomi, dengan nama kode "Le mans," dijadwalkan untuk debut pada 2025. Produk ini akan menampilkan tiga motor dengan perangkat lunak kontrol internal dan dibangun di atas platform yang sama dengan model pertama.
Xiaomi mengumumkan akan memasuki industri otomotif pada Maret 2021. Perusahaan menyiapkan investasi pertama sebesar RMB 10 miliar (1,5 miliar dolar AS) dan proyeksi investasi lebih lanjut sebesar 10 miliar dolar AS selama dekade berikutnya.
Perusahaan menandatangani kontrak dengan Komite Manajemen Area Pengembangan Ekonomi dan Teknologi Beijing pada November 2021 untuk membangun fasilitas 300 ribu unit per tahun di Yizhuang. Hal ini bersama dengan basis kantor pusat untuk industri otomotifnya serta kantor pusat penjualan dan R&D.
Pabrik tersebut akan dibangun dalam dua tahap, dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 150 ribu kendaraan pada setiap tahapnya. Pabrik diharapkan dapat memulai produksi massal pada 2024.