REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mendesak Rusia membantu menekan Suriah mengizinkan bantuan kemanusiaan untuk para korban gempa masuk dengan cepat dan tanpa halangan tambahan.
"Semua aktor internasional, termasuk Rusia, harus menekan rezim Suriah untuk memastikan bantuan kemanusiaan untuk para korban dapat tiba," kata Baerbock dalam konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri Armenia Ararat Mirsojan, Selasa (7/2/2023).
"Penting untuk saat ini menyingkirkan senjata dan semua upaya di kawasan fokus pada bantuan kemanusiaan dan pada pemulihan dan perlindungan korban," kata Baerbock yang menambahkan setiap menit sangat berarti.
Jumlah korban jiwa gempa Senin (6/2/2023) lalu di Suriah di atas 1.600 orang. Tim penyelamat di garis depan negara yang dilanda perang saudara selama 12 tahun itu mengatakan ratusan orang tampaknya masih tertimpa reruntuhan bangunan yang rubuh.
Pejabat Senior Kedaruratan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Adelheid Marschang, mengatakan Suriah membutuhkan bantuan kemanusiaan yang sangat besar. Setelah gempa yang berada di "atas berbagai krisis" yang menimpa negara itu.
Jerman tidak memiliki hubungan resmi dengan Suriah. Berlin akan mengirimkan bantuannya melalui organisasi non-pemerintah internasional.
Baerbock mengumumkan pemerintah Jerman akan menggelontorkan 1 juta euro untuk kelompok bantuan Malteser International. Ia menambahkan Berlin juga berusaha agar semakin banyak uang yang dapat diberikan ke lembaga non-pemerintah internasional di negara itu.
Turki merupakan pendukung politik dan mempersenjatai oposisi pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad selama perang saudara. Sementara Rusia sekutu penting Assad.