REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Pemerintah Australia membuka peluang bagi pekerja migran asal Kota Ambon, Maluku untuk bekerja di bidang peternakan dan perkebunan di Darwin, Australia.
"Sebanyak 1.000 kuota disiapkan bagi warga Kota Ambon yang akan bekerja di bidang peternakan sebagai pemotong hewan dan mengemas daging, sedangkan bidang perkebunan untuk memetik dan mengemas buah," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Ambon Stiven Patty, di Ambon, Ahad (12/2/2023).
Ia mengatakan, pendaftaran pekerja migran dibuka mulai 13 Februari-14 Maret 2023. Syaratnya, calon pekerja migran mampu berbahasa Inggris dasar, usia 25-40 tahun, membawa surat keterangan sehat dari rumah sakit, surat keterangan catatan kepolisian (SKCK) dari kepolisian, dan kartu pencari kerja.
"Warga yang berminat untuk mendaftar silakan datang ke Kantor Disnaker Ambon dengan membawa syarat yang ditetapkan, informasi selanjutnya akan diperoleh saat mendaftar," kata Stiven.
Stiven mengakui, pekerjaan yang ditawarkan merupakan pekerjaan non-keahlian, sehingga terbuka untuk seluruh lulusan pendidikan mulai dari lulusan SMP hingga perguruan tinggi.
"Tidak menutup kemungkinan bagi lulusan SMP atau SMA, karena pekerjaan ini non-keahlian dan dengan ikatan kontrak kerja kurang lebih sembilan bulan hingga satu tahun masa kerja," ujarnya.
Pemkot Ambon, kata dia, melakukan kerja sama dengan Global Labour Solutions (GLS) recruitmen agent di Darwin, Australia, untuk penempatan tenaga kerja, tahap pertama akan bekerja sebagai perawat lansia. Warga Kota Ambon yang berminat mengikuti program ini, tidak perlu khawatir, karena pemkot telah menjalin MoU dengan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dalam rangka penempatan perlindungan kepada pekerja migran.
"Setelah pendaftaran akan dilanjutkan tahapan seleksi lanjutan, guna menyiapkan para pekerja migran berangkat bekerja sesuai target pada Juli 2023," kata Stiven.